Soloraya
Senin, 27 April 2015 - 02:50 WIB

BANJIR SOLO : Bantuan Logistik Tak Merata, BPBD Minta 100 Ton Beras

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Banyakan Sub Divre V Kediri, Jawa Timur, Rabu (7/1/2015). Beras Bulog itu selanjutnya didistribusikan ke wilayah seputaran Kediri. Bulog Sub Divre V Kediri menggelar operasi pasar khusus cadangan beras pemerintah (OPK CBP) dengan menyalurkan 3.182 ton beras untuk warga miskin di Kediri. Langkah itu dimaksudkan untuk mengisi program beras untuk rakyat miskin (raskin) 2015 yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi dari pemerintah pusat, serta untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga beras di pasaran. (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Banjir Solo pekan lalu sempat melumpuhkan kawasan terkena banjir. Bantuan logistik mulai dibagikan.

Solopos.com, SOLO — Distribusi logistik untuk 1.990 kepala keluarga (KK) korban banjir di lima kecamatan di Kota Bengawan belum merata. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) segera mengirim 100 ton beras kepada ribuan KK tersebut.

Advertisement

Penjelasan itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Solo, Gatot Sutanto, saat ditemui Solopos.com di Posko Banjir Kecamatan Banjarsari, Minggu (26/4/2015).

Gatot mengatakan distribusi bahan pangan tidak terorganisasi dengan baik sehingga masih banyak para korban banjir yang belum mendapat bantuan bahan pangan terutama beras.

Advertisement

Gatot mengatakan distribusi bahan pangan tidak terorganisasi dengan baik sehingga masih banyak para korban banjir yang belum mendapat bantuan bahan pangan terutama beras.

Dia berpendapat persoalan tersebut menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran bagi BPBD agar penanganan bencana ke depan harus satu komando. Gatot mengakui jumlah personel BPBD terbatas dan belum ideal bila dibandingkan jumlah penduduk.

Jumlah personel BPBD hanya 63 personel setelah mendapat tambahan personel tujuh orang. Jumlah idealnya, kata dia, minimal 72 personel.

Advertisement

Manajemen Bencana

Dengan manajemen kebencanaan yang baik, sambung Gatot, semua pihak bisa berperan maksimal dan tidak mungkin muncul distribusi bahan pangan tidak merata. Dia mengatakan banyak bantuan bahan pangan berupa mi instan dan beras untuk dapur umum.

Namun setelah dapur umum ditarik, Gatot menyatakan warga masih membutuhkan bantuan pangan karena persediaan makanan mereka banyak yang rusak.

Advertisement

“Secara normatif Bulog harus menyediakan bantuan 100 ton beras. Kami berharap bantuan bahan pangan tersebut secepatnya bisa didistribusikan secara merata untuk 1.990 KK itu. Mudah-mudahan besok [hari ini] sudah ada bantuan beras itu,” harap dia.

Setelah bahan pangan tercukupi, Gatot segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo untuk melakukan penyemprotan disinfektan agar virus dan bakteri mati serta melakukan abatisasi sumur-sumur penduduk.

“Kalau untuk kebutuhan air bersih, PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum] segera memperbaiki jaringan pipa air bersih di bawah Jembatan Komplang yang rusak akibat arus air Kali PP yang deras,” tutur Gatot.

Advertisement

Seorang wakil rakyat yang menjadi korban banjir asal RT 001/RW 002, Banyuanyar, Asih Sunjoto Putro, mengatakan bantuan logistik yang masuk ke RW 002 lebih banyak dari pihak swasta, seperti Rumah Zakat, Lazis UNS, Lazis Al Abidin, dan Takaful. Asih melihat distribusi bantuan makanan tidak merata.

“Pada hari pertama [Kamis], saya minta bantuan nasi bungkus ke BPBD dari pagi hingga malam tidak dikirim. Dari hasil pantauan saya, distribusi bahan makanan ini memang tidak merata. Saya tidak tahu bagaimana distribusi bantuan dari BPBD itu. Sampai hari ini [Minggu] juga belum ada bantuan makanan, seperti beras,” keluh dia.

Asih menyebut ada 270 KK di lingkungan RW 002 yang menjadi korban banjir. Di RW 001 ada sebanyak 230 KK jadi korban banjir. “Ketersediaan bahan makanan di tempat kami mulai menipis. Bantuan beras itu sangat diharapkan warga. Mereka tidak bisa bekerja karena masih konsentrasi membersihkan jalan, rumah, selokan, dan seterusnya. BPBD bisa berkoordinasi dengan lurah dan RW untuk distribusi bahan makanan itu,” pinta dia

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif