News
Minggu, 26 April 2015 - 11:14 WIB

GEMPA NEPAL : Korban Jiwa Capai 1.900 Orang, Gempa Susulan Mengancam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengevakuasi korban dari puing-puing reruntuhan bangunan di Katmandu, akibat gempa Nepal, Sabtu (25/4/2015). (ilustrasi/ JIBI/Solopos/Reuters/Navesh Citrakar)

Gempa Nepal, menewaskan sedikitnya 1.900 orang dan 4.000-an orang lainnya luka-luka.

Solopos.com, KATHMANDU — Nepal menggenjot upaya pencarian korban yang terjebak di antara reruntuhan bangunan, Minggu (26/4/2015), setelah gempa 7,9 SR mengguncang lereng Himalaya, Sabtu (25/4/2015) lalu. Hingga kini, korban tercatat mencapai 1.900 orang dan memicu longsor mematikan di Puncak Everest.

Advertisement

Dilaporkan Reuters hari ini, masyarakat setempat menggunakan tangan mereka untuk menggali tanah dan menemukan orang yang masih hidup di reruntuhan. Pemerintah Nepal mendesak negara-negara lain untuk mengirimkan bantuan untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa. Semalam, tim SAR masih terhambat gempa susulan, putusnya jalan, dan kurangnya peralatan.

Di sebuah rumah sakit di Kathmandu, Ibu Kota Nepal, mayat-mayat terlihat bertumpukan. Seorang pejabat kepolisian setempat, Sudan Shreshta, mengatakan timnya mengevakuasi 166 mayat korban semalam.

“Saya lelah, namun saya harus bekerja dan harus kuat,” katanya seperti dikutip Reuters di RS Tribhuvan University.

Advertisement

Jenazah korban di rumah sakit tersebut sebagian sudah tidak terbungkus pakaian. Salah satunya jenazah seorang bocah berusia 7 tahun, yang setengah wajahnya sudah tak bisa dikenali dan perutnya membesar.

Saat gempa terjadi, Nepal sedang dipenuhi para wisatawan dan pendaki. Diperkirakan sebanyak 300.000 turis asing yang berada di Nepal mengingat saat ini adalah akhir pekan dan musim pendakian.

Pemerintah Nepal memperkirakan mencatat korban jiwa mencapai 1.805 orang dan 4.700 lainnya luka-luka. Sebanyak 300 orang di antaranya tewas di Kathmandu yang berpenduduk 1 juta jiwa. Kota tersebut dipenuhi oleh bangunan-bangunan tua, berdinding tipis, dan berhimpitan.

Advertisement

Pemerintah juga berpacu dengan waktu untuk membangun tenda dan selter di Kathmandu karena ribuan orang terpaksa tidur di udara terbuka dengan suhu mendekati nol derajat C semalam. Mereka tak berani masuk rumah karena rusak dan potensi gempa susulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif