News
Sabtu, 25 April 2015 - 00:50 WIB

UNDANGAN PESTA BIKINI : EO Divine Production Ngaku Salah, Rugi Puluhan Juta

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Undangan pesta bikini untuk perayaan kelulusan siswa SMA dan sederajatnya (Twitter.com)

Undangan pesta bikini sempat membuat publik resah.

Solopos.com, SOLO — Wacana perayaan kelulusan Ujian Nasional (UN) dengan pesta bikini yang kabarnya mengundang para siswa sekolah menengah atas (SMA), menuai kecaman. Terkait dengan itu, pihak penyelenggara atau event organizer (EO) Divine Production mengaku salah dan bersedia membatalkan acara tersebut meski mengalami kerugian.

Advertisement

Sebelumya, sebagaimana dilansir Detik, Kamis (23/4/2015) siang, sesaat setelah kabar undangan pesta bikini mencuat, pihak EO Divine Production sempat tidak mengangkat panggilan telepon untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, pada Kamis malam, dilansir Liputan6, pihak EO Divine Production memberi sejumlah klarifikasi terkait isu tentang acara pesta bikini yang seharusnya digelar Sabtu (25/4/2015), sekitar pukul 22.00 WIB, di The Media Hotel, Jakarta Pusat.

Advertisement

Sementara itu, pada Kamis malam, dilansir Liputan6, pihak EO Divine Production memberi sejumlah klarifikasi terkait isu tentang acara pesta bikini yang seharusnya digelar Sabtu (25/4/2015), sekitar pukul 22.00 WIB, di The Media Hotel, Jakarta Pusat.

Kerugian Puluhan Juta
Melalui Project Manager Divine Production Kara Putri, pihak penyelenggara mengalami kerugian hingga puluhan juta. “Kalau dihitung sih kerugian kami puluhan juta. Ya itu tadi, kami sudah booking hotel, guest star [bintang tamu], dan promosi,” ujar Kara Putri, Kamis malam.

Menurut Kara, acara yang mengusung tema Splash After Class tersebut memang berkonsep pool party [pesta kolam renang]. Sementara itu untuk dress code, bukan bikini, melainkan busana santai musim panas sehingga tertulis summer dress.

Advertisement

Peserta pesta pool party tersebut pun bukan remaja di bawah umur, melainkan remaja di atas 17 tahun dan bukan untuk pelajar yang selesai melaksanakan UN. Kara berdalih, terjadinya kesalahpahaman  ini bersumber dari tim promosi.

“Sampai saat ini tim promosi tidak bisa kami hubungi, kami juga kaget, temanya kok jadi pesta bikini?”

Murni Kesalahan EO
Sementara itu, dilansir Detik, Jumat (24/4/2015), Manager Finance and Talent Divine Production, Debby Carolina, mengatakan akan memberikan klarifikasi ke sekolah-sekolah yang merasa namanya dicatut dalam undangan pesta tersebut. Pada kesempatan yang sama, Debby mengaku semua kesalahan murni dari pihak Divine Production.

Advertisement

“Kita coba klarifikasi, ini semua pure kesalahan Divine Production. Semua keteledoran dari atasan Divine Production dan divisi produksi,” ujar Debby di 9 Square, jalan Anggrek Cakra, Kemanggisan, Jakbar, Kamis.

Debby juga memberi gambaran tentang acara betema Splash After Class tersebut.

“Gambaran sedikit, event kita sebelumnya hanya event pool party biasa, yang dance floor-nya di dalam air,” tandas Debby.

Advertisement

Pernah Gelar Pool Party Empat Kali
Debby mengaku wacana event party untuk SMA tersebut adalah pengalaman kali pertama mereka. Namun, untuk pool party telah mengadakan sebanyak empat kali, dengan ketentuan peserta khusus 21 tahun ke atas.

“Yang pool party tiga kali di Hotel The Media Hotel and Towers dan satu lagi di hotel lainnya di Jakarta,” jelas Debby.

Menurut Debby, sejumlah nama sekolah yang tercantum di undangan tidak secara langsung terlibat. Debby menjelaskan, ada beberapa siswa yang turut berpartisipasi merancang acara pesta tersebut.

“Kami memohon kepada pihak sekolah untuk memberikan keringanan punishment [hukuman] bagi para siswa yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut,” ujar Divine Production.

Baik Kara dan Debby, sebagai perwakilan EO Divine Production meminta maaf kepada pihak sekolah yang merasa nama baiknya tercemar.

“Dengan ini kami meminta maaf atas ketidaknyamanan sekolah SMA di Jakarta, atas rencana penyelenggaraan event Splash After Class. Dan per hari ini rencana event tersebut kami batalkan,” pungkas Kara, perempuan 20 tahun yang masih tercatat sebagai mahasiswa di kampus terkemuka di Jakarta Barat tersebut.

“Bahwa acara 25 April itu ditiadakan,” tegas Debby. Beberapa nama sekolah yang tercantum dalam undangan kontroversial tersebut adalah SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, SMA 14, SMA 38, SMK 50, SMA 24, SMA Musik BSD, SMA 31, SMA 109, SMA 53, SMA Muhammadiyah Rawamangun, SMA 44, SMA Alkamal, SMA 29, dan SMK 26.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif