News
Sabtu, 25 April 2015 - 15:55 WIB

MENGENANG GUS DUR : Ahok: Gus Dur Kayak Dewa Bagi Warga Tionghoa

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Ahok, Gubernur DKI menilai Gus Dur bagaikan dewa bagi warga keturunan Tionghoa.

Solopos.com, JAKARTA – Presiden RI ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dinilai seperti dewa bagi warga Tionghoa.

Advertisement

“Saya rasa kalau orang Tionghoa menganggap Gus Dur itu seperti Ceng Ho, kayak dewa,” kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok saat peresmian patung Gus Dur masa kecil di Taman Amir Hamzah di Pegangsaan Jakarta Pusat, Sabtu (25/4/2015).

Dalam pandangan Ahok, sosok Gus Dur sangat menginspirasi, terutama pada sekitar awal 2000 saat di mana muncul ketidaksukaan terhadap etnis Tionghoa.

“Cuma dia presiden yang ngaku kalau dia keturunan Tionghoa. Waktu dulu saya mau jadi gubernur saudara saya bilang tidak tahu malu, sepupu saya saja bilang begitu itu Si Koko Ahok tidak tahu diri. Tapi dia tidak tahu Gus Dur sudah bisik-bisik sama saya, kamu bisa jadi gubernur,” kenang Ahok.

Advertisement

Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, Gus Dur juga yang memberi semangat luar biasa dan membuat dirinya berani.

“Kita terima kasih kepada Yayasan Komodo Dragon yang membuat patung Gus Dur karena ini menginspirasi. Bahwa di republik ini dengan berdasarkan konstitusi kita siapa pun bisa jadi presiden dan gubernur, bupati walikota dan UU kita itu menjamin,” katanya.

Pada 2000, Gus Dur mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 yang dikeluarkan oleh rezim orde baru. Pencabutan Inpres tersebut membawa angin segar bagi masyarakat Tionghoa.

Advertisement

Berlanjut pada 2001, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2001, Gus Dur meresmikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur fakultatif, yang boleh dirayakan bagi pemeluknya saja.

Ahok juga mengaku dia bisa menjadi sosok seperti sekarang ini karena ketularan Gus Dur.

“Jadi kadang-kadang kalau kita ikut jejak Gus Dur ngomong apa adanya, maka pasti ada resiko di impeachment [pemakzulan], jadi saya ikut Gus Dur saja,” tambah Ahok.

Ia berharap di Indonesia bisa lahir tokoh-tokoh lainnya seperti Gus Dur lagi, baik yang dari Muslim maupun agama lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif