SOLOPOS.COM - Pegiat Anti Korupsi klarifikasi pernyataan presiden, Jumat (6/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Alfiansyah)
Kasus Bambang Widjojanto kembali menarik setelah muncul kabar pimpinan KPK non aktif itu bakal ditahan.
Solopos.com, JAKARTA — Kabareskrim Polri Komjen Pol. Budi Waseso mempersilakan anak buahnya memberikan informasi terkait penyidikan, namun tidak semuanya boleh dibuka. Pernyataan itu untuk menanggapi berederanya berita penahanan Bambang Widjojanto pada pemeriksaan, Kamis (23/4/2015).
“Boleh-boleh itu kan kewenangan,” kata Budi Waseso di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/3/2015).
Kendati demikian, menurut Budi Waseso, kewenangan memberikan informasi tersebut terbatas hanya pada hal-hal tertentu. Sebab, bila informasi menyangkut teknis penyidikan, dia tak mengijinkan. “Cuma dalam masalah apa. Kalau teknis tidak boleh, sifatnya rahasia,” kata mantan Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri itu.
Menurut Budi Waseso, jika persoalan teknis ihwal penyidikan dibocorkan, hal itu akan menyulitkan penyidik dalam mengembangkan kasus. Dia mencontohkan jika penyidik sudah menyatakan ada tersangka, maka akan menyulitkan penyidik itu sendiri.
“Begitu si A [tersangka] tahu, kan bisa saja si A melarikan diri. Akibatnya berdampak pada proses penyidikan,” katanya.
Saat disinggung bocornya kabar penahanan Bambang tempo hari lalu, Budi Waseso tak mempermasalahkan karena informasi tersebut belum pasti dan belum tentu dilaksanakan. “Itu kan kewenangan penyidik,”katanya.
Sebelumnya, saat pemeriksaan kemarin, Kamis (24/4/2015), Bambang Widjojanto dikabarkan akan ditahan oleh penyidik Bareskrim. Penyidik dikabarkan sudah siap menahan Bambang di Rumah Tahanan Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Namun, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigjen Pol. Victor Edi Simanjuntak mengatakan belum menahan BW karena bersikap kooperatif.