News
Jumat, 24 April 2015 - 20:30 WIB

KABINET JOKOWI-JK : Revolusi Mental dan Tol Laut Ditagih, Popularitas Jokowi Anjlok

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah menteri Kabinet Kerja berjalan menuju ruangan rapat kerja ekspor impor, Rabu (15/4/2015), (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kabinet Jokowi-JK dinilai berjalan tak seirama. Popularitas Presiden Jokowi pun anjlok.

Solopos.com, JAKARTA — Kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tidak seirama dengan para menteri selaku pembantu presiden dalam mengelola pemerintahan.

Advertisement

Direktur Eksekutif Para Syndicate, Ari Nurcahyo, mengibaratkan, jika dalam sebuah orkestra musik, tidak ada jalinan harmonisasi antara kinerja Jokowi dan para menteri Kabinet Kerja.

“Dalam istilah politik, ada disonansi dalam pemerintahan saat ini. Ada ketidaksesuaian antara jargon politik yang selama ini diumbar dengan realitasnya,” ujar Ari Nurcahyo dalam diskusi yang digelar Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia (GDRI) di Jakarta, Jumat(24/4/2015).

Ari Nurcahyo menguraikan beberapa jargon politik Presiden Jokowi semasa kampanye yang paling terkenal ialah revolusi mental, pengembangan tol laut, dan poros maritim. Namun saat ini, kebijakan tersebut belum terimplementasi secara konkret.

Advertisement

Fenomena disonansi politik dalam pemerintahan Presiden Jokowi menjadi penyebab utama menurunnya popularitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Berdasarkan rangkuman data sejumlah lembaga survei, dia menyebutkan popularitas Jokowi merosot tajam pada enam bulan masa pemerintahannya, dibanding sejak pertama kali menjabat sebagai orang nomor satu di republik ini.

“Pada Oktober 2014 popularitasnya berada di angka 75%, Januari 2015 lalu menurun 60%, dan akhir Maret kemarin merosot bahkan di bawah 50%,” sebutnya.

Ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dinilai karena adanya beberapa lingkar kekuasaan yang mengelilinginya dan menyebabkan pengambilan keputusan menjadi tidak jernih. Dia menyebutkan lingkaran yang mendekat dengan kekuasaan Jokowi antara lain lingkar Istana yang dimotori Kantor Staf Kepresidenan, lingkar partai koalisi, dan lingkar parlemen.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif