News
Kamis, 23 April 2015 - 20:20 WIB

SEKOLAH BANTUL : Ponpes Asy Syifa Wujudkan Jurusan Pengeboran dan Produksi Migas

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi kompleks Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah Pondok Pesantren Asy Syifa Bambanglipuro, Rabu (22/4/2015). (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Sekolah Bantul, Ponpes Asy Syifa berencana membuka jurusan Pengeboran dan Produksi Migas.

Harianjogja.com, BANTUL—Untuk menarik minat siswa baru, Madrasah Aliyah (MA) Asy Syifa, Bambanglipuro, Bantul, berjuang mewujudkan jurusan pertambangan dan pengeboran.

Advertisement

Kepala MA Asy Syifa, Akhid Widi Rahmanto mengaku, pihaknya memaklumi jika banyak pihak yang pesimistis dengan rencana pembukaan jurusan pertambangan dan pengeboran. Pasalnya, selain karena belum ada satu pun sekolah kejuruan di Bantul yang memiliki jurusan itu, dia sadar, operasional pendidikan untuk jurusan itu tak mudah dan tak murah.

Akhid mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua rencana dalam persiapan pendirian jurusan baru itu, masing-masing menempatkan pertambangan dan pengeboran itu sebagai jurusan baru, atau hanya sebagai program ekstra kurikuler biasa.

Advertisement

Akhid mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua rencana dalam persiapan pendirian jurusan baru itu, masing-masing menempatkan pertambangan dan pengeboran itu sebagai jurusan baru, atau hanya sebagai program ekstra kurikuler biasa.

Jika menjadi jurusan baru, MA Asy Syfa harus menyiapkan akta pendirian MAK [Madrasah Aliyah Kejuruan]. Bahkan bukan tidak mungkin pejabat kepala MAK itu nantinya dipegang oleh orang lain.
“Tapi itu tak masalah. Bagi saya yang penting bisa terbentuk tahun ini,” ucap kepala MA yang merupakan bagian dari Pondok Pesantren Asy Syfa yang berlokasi di Dusun Jogodayoh, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro itu, Rabu (22/4/2015).

Kendati banyak yang pesimistis, Akhid tetap yakin jurusan itu bisa terwujud. Dia menilai fasilitas kelas yang dimiliki saat ini cukup memadai. Selain itu, guru reguler dan dan tenaga pengajar untuk materi pelajaran tersebut sudah tersedia.

Advertisement

Karena baru pertama di Bantul, dia yakin jurusan itu akan banyak diminati calon siswa. Terlebih, jumlah jurusan di sekolah kejuruan yang ada di Bantul kini sudah nyaris tak sebanding dengan peminatnya. Akibatnya, banyak lulusan yang kesulitan masuk ke dunia kerja yang sesuai dengan jurusannya.

“Itu karena terlalu banyaknya persaingan,” katanya.

Untuk jurusan pertambangan dan pengeboran, Akhid mengaku telah menjalin bekerja sama dengan alumni jurusan Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jogja.
“Dengan begitu, lulusan jurusan ini nantinya bisa terserap sepenuhnya di perusahaan-perusahaan pertambangan, baik lokal maupun Internasional,” ujarnya.

Advertisement

Hartono, salah satu alumni UPN Veteran Jogja menjelaskan, pihaknya sepakat membidik Bantul sebagai salah satu produsen tenaga pengeboran dan produksi migas di DIY. Selain jumlah sumber daya manusia (SDM) yang melimpah, ia menilai Bantul juga memiliki kualitas SDM dengan tingkat militansinya tinggi.

“Karena pada dasarnya, pekerjaan di bidang ini [pengeboran dan produksi migas] membutuhkan militansi SDM yang tinggi,” tuturnya.

Ia berharap, dengan berdirinya jurusan tersebut di Bantul, bisa meningkatkan kompetensi tenaga kerja pada sub sektor migas. Dengan begitu, tenaga kerja di Bantul bisa turut berkompetisi melalui mekanisme pasar global nantinya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif