Sport
Kamis, 23 April 2015 - 05:25 WIB

KRISIS KLUB SEPAK BOLA : Bangkrut, Parma Diobral Rp278,3 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Inilah skuat Parma yang klubnya dinyatakan telah bangkrut. Ist/zimbio.com

Krisis klub sepak bola Liga Serie-A Italia, Parma, sudah sampai pada titik nadir. Klub itu pun diobral dengan harga Rp278,3 miliar.

Solopos.com, PARMA — Setelah resmi dinyatakan bangkrut, Parma mulai merancang upaya penyelamatan jangka panjang. Klub berjuluk Ducali itu akan dijual dengan harga minimal 20 juta euro atau setara Rp278,3 miliar.

Advertisement

Parma dinyatakan bangkrut setelah tidak bisa melunasi gaji pemain sepanjang musim ini. Tim asuhan Roberto Donadoni itu juga terancam terdegradasi dari kompetisi Seri-A setelah menghuni peringkat terbawah dengan raihan 13 poin dari 31 laga.

Jika ada pembeli yang bersedia mengambil alih klub dan melunasi hutang mencapai 74 juta euro atau sekitar Rp1 triliun, Parma bisa berkompetisi di Seri-B musim depan. Namun, Ducali yang diberi tenggat hingga 6 Mei untuk menjual klub.

“Hari ini, hakim kebangkrutan Pietro Rogato dengan kesepakatan bersama komite kreditur telah menunjuk adimistrator Angelo Anedda dan Albert Guion untuk memproses penjualan Parma. Penjualan melibatkan pengumpulan penawaran resmi pada 6 Mei 2015. Harga terendah dimulai dari 20 juta euro,” urai Parma dalam pernyataan resmi di situs mereka, seperti dilansir Football Italia, Rabu (22/4/2015).

Advertisement

“Jika tidak ada penawaran valid selama periode yang ditentukan, prosedur penawaran baru akan ditetapkan pada 12, 18, 22, dan 28 Mei. Untuk setiap lelang, harga terendahnya akan turun 25% dari harga sebelumnya. Lelang bisa diikuti oleh perusahaan-perusahaan Italia dan asing,” imbuh Parma.

Pengadilan Italia hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menyatakan kebangkrutan Parma bulan lalu. Ducali telah dua kali berpindah kepemilikan selama musim ini. Parma sempat dibeli oleh konglomerat Rusia sebelum dipindah tangankan kepada grup bisnis asal Slovenia, Mapi. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif