SOLOPOS.COM - Pintu air Waduk Gajah Mungkur (Dok/JIBI/Solopos/Antara)
Banjir Soloraya terjadi sejak Rabu (22/4/2015) malam karena hujan deras dan sejumlah sungai meluap.
Solopos.com, WONOGIRI – Ketinggian air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) mencapai 136,04 di atas permukaan laut (mdpl), Kamis (23/4/2015).
Dengan ketinggian air itu WGM berstatus siaga II. Kepala Divisi Jasa Tirta dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, mengatakan ketinggian air WGM Kamis pukul 09.00 WIB mencapai 136,04 mdpl.
Ketinggian air WGM cenderung naik dibandingkan hasil pantauan pada pukul 02.10 WIB yakni mencapai 136,01 mpdl.
“Naiknya ketinggian air WGM dipengaruhi beberapa faktor salah satunya curah hujan tinggi di daerah hulu,” ujar Winarno ketika dihubungi Solopos.com, Kamis.
Dia mengatakan, tingginya curah hujan di daerah hulu membuat air di sejumlah anak Sungai Bengawan Solo meluap dan air langsung masuk ke WGM secara bersamaan.
Sungai itu adalah Baturetno, Pracimantoro, dan Tirtomoyo. Dia menjelaskan banjir yang terjadi di Solo dan Sukoharjo terjadi akibat meluapnya sungai Dengkeng.
“Pintu spillway WGM masih dalam kondisi ditutup. Keluaran air WGM hanya melalui turbin PLTA [Pembangkit Listrik Tenaga Air] sebesar 55 m3/detik,” kata dia.
Dia menambahkan curah hujan di wilayah Soloraya diprediksi masih tinggi sehingga harus tetap waspada.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan sampai saat ini tidak ada laporan wilayah Wonogiri yang terkena bencana banjir.
Menurut dia, BPBD Wonogiri pada Kamis dini hari mengirimkan sejumlah anggota dengan membawa perlengkapan perahu karet membantu evakuasi korban banjir di Solo.
“Kami membantu evakuasi korban banjir di kampung Banyuanyar, Kajen, Tempurejo, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,” papar dia.