News
Kamis, 23 April 2015 - 15:30 WIB

BANJIR SOLORAYA : Inilah Penyebab Kali Pepe Mendadak "Mengerikan" Semalam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi luapan air banjir (Onlyhdwallpapers.com)

Banjir Soloraya salah satunya berasal dari luapan air Kali Pepe. Semalam, debit sungai ini melonjak 20 kali.

Solopos.com, BOYOLALI — Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo memastikan banjir Kali Pepe disebabkan karena debit aliran sejumlah sungai di Boyolali meningkat tajam, Rabu (22/4/2015) malam. Pemicu meningkatnya debit aliran sungai adalah hujan deras sepanjang Rabu malam.

Advertisement

Dari informasi yang dihimpun Solopos.com, dari utara Waduk Cengklik, ada Sungai Watu Leter di wilayah Sambi yang mengalir ke Kali Botak di Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, kemudian bermuara di Kali Pepe. Dari selatan, ada Sungai Gesik di Denggungan, Banyudono; Sungai Brajan di daerah Brajan, kemudian mengalir ke Sungai Tritis, dan bermuara di Kali Pepe.

“Aliran sungai itu semuanya bermuara di Kali Pepe. Itu salah satu penyebab banjir di Kali Pepe,” kata Koordinator Perwakilan Balai Wilayah Gandul BPSDA Bengawan Solo, Bambang Eko Jatmoko, kepada Solopos.com, Kamis (23/4/2015).

Pengawas Daerah Irigasi Tritis, Anton Setiawan, menyampaikan aliran Sungai Tritis meningkat tajam saat wilayah Boyolali diguyur hujan deras, Rabu malam. Debit air yang biasanya hanya 10 meter kubik hingga 15 m3/detik, pada Rabu malam mencapai 210-240 m3/detik.

Advertisement

Ditemui terpisah, Wakil Pengadministrasi Umum Perwakilan Balai Wilayah Gandul BPSDA Bengawan Solo, Jaya Agus Sejati, juga menyampaikan sungai-sungai tersebut bermuara di Kali Pepe. Hal itulah yang menjadi penyebab banjir di beberapa wilayah di Solo.

“Termasuk banjir di Ngargorejo, sampai sekitar tugu Boto, salah satu penyebabnya adalah membeludaknya aliran Kali Pepe,” kata Jaya.

Sementara itu, untuk banjir di wilayah Sawahan, Kismoyoso, dan Dibal, Kecamatan Ngemplak, menurut Jaya, juga disebabkan karena meningkatnya aliran air di sejumlah saluran sekunder kiri Waduk Cengklik. Bahkan, terjadi kerusakan saluran irigasi sekunder di tiga lokasi. Rata-rata kerusakan saluran sekunder mencapai diameter 3-4 meter.

Advertisement

“Sejumlah sawah tergenang karena kerusakan saluran irigasi itu. Saluran kiri itu mengalirkan air sampai Giriroto. Kemungkinan banjir di Sawahan dan Kismoyoso juga disebabkan karena air dari saluran irigasi meluber.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif