SOLOPOS.COM - PSSI Terancam Dua Sanksi FIFA (Liputan6.com)
PSSI dibekukan Menpora. PSSI terancam dua sanksi FIFA.
Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum PSSI hasil kongres di Surabaya, Hinca Pandjaitan, mengatakan PSSI terancam dua sanksi FIFA apabila statusnya terus dibekukan. PSSI dibekukan Menpora karena mengabaikan tiga surat peringatan tentang legalitas Arema dan Persebaya.
“PSSI bisa diberi sanksi, sanksinya ada dua. Seperti main bola ada kartu merah dan kuning. Sanksinya tentu kartu kuning dulu, diberi kesempatan,” kata Hinca, seperti dikutip dari Antara, Rabu (22/4/2015).
Perumpamaan kartu kuning tersebut merupakan sanksi pertama yang diberikan FIFA dengan memberikan kesempatan pada PSSI untuk terlepas dari sanksi tersebut.
Sanksi diberikan oleh FIFA kepada PSSI apabila melanggar salah satu statuta FIFA. Hinca mengatakan organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia itu terancam terkena sanksi FIFA karea PSSI dibekukan Menpora, yang menjadi pihak ketiga.
“Kewajiban konstitusional PSSI sebagai anggota FIFA harus mandiri dari intervensi pihak ketiga, apabila tidak mampu menjaga independensi ada sanksi,” kata Hinca. Sanksi pertama berupa pelarangan aktivitas sepak bola Indonesia di sepak bola internasional di bawah FIFA.
“Kepengurusan PSSI masih ada tetapi tidak boleh beraktivitas di seluruh kegiatan yang ada di bawah FIFA. Misalnya Persipura dan Persib dikeluarkan dari AFC Cup, wasit-wasit Indonesia juga tidak boleh memimpin pertandingan internasional,” kata Hinca.
Dalam sanksi pertama ini FIFA memberikan batas waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan masalah pembekuan organisasi. Hinca mengatakan batas waktu yang diberikan tergantung pertimbangan FIFA. “Batas waktunya tergantung FIFA, kalau batas waktu itu dilanggar kartu merah,” kata Hinca.
Dalam sanksi kedua ini FIFA akan langsung mencoret PSSI dalam daftar keanggotannya. Namun hingga saat ini FIFA belum memberikan sanksi terhadap PSSI.
Sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya, PSSI dibekukan Menpora melalui surat keputusan yang ditandatangani tanggal 17 April, namun surat tersebut muncul ke publik pada 18 April saat PSSI sedang mengadakan KLB yang menghasilkan La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum.