Soloraya
Rabu, 22 April 2015 - 05:10 WIB

PERTANIAN KLATEN : Harga Gabah Rendah, Pemerintah Diminta Turun Tangan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

Pertanian Klaten bermasalah dengan harga gabah murah. Petani tak bisa meraih untung kendati produksi padi melimpah.

Solopos.com, KLATEN – Melimpahnya produksi padi membuat para petani di Klaten tak bisa meraih untung. Hal itu menyusul rendahnya harga gabah belakangan.

Advertisement

Salah satu petani asal Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Wardiyono, menuturkan hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah guna membantu petani. Harga gabah dinilai masih rendah.

Wardiyono yang juga Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki itu menyebut harga gabah kering panen (GKP) saat ini berkisar Rp3.300/kg-3.400/kg. Angka itu masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yakni senilai Rp3.700/kg.

Advertisement

Wardiyono yang juga Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki itu menyebut harga gabah kering panen (GKP) saat ini berkisar Rp3.300/kg-3.400/kg. Angka itu masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yakni senilai Rp3.700/kg.

Dia menjelaskan selama ini para petani hanya bisa pasrah ketika gabah mereka harus dijual kepada para tengkulak. Janji pemerintah yang bakal membeli gabah ke para petani hingga kini tak kunjung terealisasi.

“Petani sangat merasakan kesulitan, waktu seperti ini [masa panen] harga [GKP] selalu turun. Kehadiran pemerintah seakan tidak ada,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (21/4/2015).

Advertisement

Lantaran hal itu, dia meminta ada tindakan nyata dari pemerintah agar petani tetap bisa mendapatkan untung ketika masa panen tiba. “Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, ya petani semakin terpuruk,” ujar dia.

Hal senada disampaikan salah satu pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Tengah, Atok Susanto. Dia menerangkan melimpahnya produksi gabah membuat harga gabah anjlok. Kondisi itu kerap terjadi ketika panen raya tiba. “Setiap musim panen petani itu justru menangis. Gabah dijual tidak laku karena produksinya melimpah. Ada petani yang sampai membawa pulang gabah,” kata dia.

Dia juga menyebut selama ini belum ada langkah nyata dari pemerintah menyikapi anjloknya harga gabah ketika musim panen tiba. “Kami minta pemerintah turun ke lapangan. Lakukan penyerapan dalam bentuk gabah,” terangnya.

Advertisement

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Klaten, Anna Fajriyah, tak menampik rendahnya harga gabah ketika musim panen tiba. Dia menegaskan selama ini sudah mendorong Bulog untuk membeli gabah para petani.

“Kami sudah mengimbau teman-teman dari Bulog untuk membeli gabah atau beras dari petani. Namun demikian, badan itu memiliki standar sendiri untuk membeli dari petani,” urai dia.

Disinggung langkah dari Kantor Ketahanan Pangan terkait rendahnya harga beras, Anna menjelaskan Pemkab sudah berupaya dengan menggulirkan program tunda jual. Dengan mekanisme itu, pemkab memberi stimulan kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) yang menjadi binaan Kantor Ketahanan Pangan.

Advertisement

“Selain pembinaan, kami ada kegiatan tunda jual gabah. Kami memberikan stimulan berupa gabah kering giling kepada gapoktan dan kami minta untuk ditunda jual. Ketika harga sudah naik, gabah baru dijual,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif