News
Rabu, 22 April 2015 - 17:30 WIB

KONFERENSI ASIA AFRIKA : PM Jepang Menyesal Pernah Jajah Negara-Negara Asia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (kedua dari kiri), keluar dari pesawat saat tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (21/4/2015) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Sigid Kurniawan)

Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi ajang pengakuan Jepang atas apa yang pernah dilakukan saat Perang Dunia II.

Solopos.com, JAKARTA — Jepang mengaku menyesal atas invasi dan penjajahan yang pernah dilakukan terhadap sejumlah negara Asia Pasifik. Hal itu mendorong Jepang untuk selalu mendukung seluruh negara Asia dan Afrika yang berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Advertisement

Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mengatakan pihaknya akan selalu berdiri di depan bersama negara Asia dan Afrika yang ingin mendapatkan perdamaian dan kemakmuran seperti yang telah tertuang dalam Prinsip Bandung.

“Dengan penyesalan yang sangat mendalam atas perang yang terakhir, Jepang berjanji akan mengikuti seluruh komitmen untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran dalam kondisi apapun,” kata Shinzo Abe di JCC, Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Shinzo Abe menuturkan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk merealisasikan komitmennya mendukung kemakmuran dunia. Hal tersebut dimulai sejak 60 tahun lalu saat Jepang membantu petani lokal di India untuk mengoperasikan mesin.

Advertisement

Aksi tersebut dilanjutkan dengan upaya mengatasi penyakit ternak di Srilangka yang cukup meresahkan. Di Afrika, Jepang berupaya membangun industri manufaktur di kawasan tersebut dengan membangun sejumlah pabrik. “Di Ethiopia kami berhasil meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya,” ucapnya.

Selain itu, Jepang juga melaksanakan Tokyo International Conference on Afrika Development (TICAD) yang mengundang kepala negara dari negara-negara di Afrika untuk membicarakan kerja sama yang dapat segera ditindaklanjuti.

Tahun depan, rencananya TICAD akan dilaksanakan di Afrika. Hal tersebut memungkinkan Jepang dan negara Afrika lainnya mengetahui lebih luas mengenai investasi apa saja yang diperlukan di kawasan tersebut ke depannya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif