News
Rabu, 22 April 2015 - 12:55 WIB

KONFERENSI ASIA AFRIKA : PBB Dinilai Kurang Berperan Ciptakan Keadilan Global

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah mobil melintasi kompleks Gelora Bung Karno yang dihiasi bendera negara peserta Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015, Jumat (17/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Sigid Kurniawan)

Konferensi Asia Afrika yang diperingati di Jakarta dan Bandung dihadiri kepala negara dari kedua benua.

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara Asia dan Afrika untuk melakukan reformasi pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar lebih mengutamakan keadilan bagi dunia.

Advertisement

Jokowi mengatakan selama ini PBB masih kurang berperan dalam menciptakan keadilan global. Hal tersebut terlihat dari tidak berdayanya lembaga tersebut dalam menyelesaikan aksi kekerasan yang terjadi di berbagai negara Asia dan Afrika.

“Ketika ada sekelompok orang kaya di dunia yang merasa mampu mengubah dunia dengan kekuatannya, maka ketidakseimbangan global jelas membawa kesengsaraan, dan semakin terlihat bahwa PBB tidak berdaya,” katanya di JCC, Jakarta, Rabu (21/4).

Presiden Jokowi menuturkan ketidakadilan global juga terlihat saat semua pihak menyadari negara-negara kaya yang hanya memiliki penduduk 20% dari total populasi dunia menghabiskan 70% sumber daya alam.

Advertisement

Hal itu ditambah dengan masih adanya sekitar 1,2 miliar jiwa di bumi belahan selatan yang miskin dengan penghasilan kurang dari US$2 per hari.

Menurutnya, pandangan yang menyebut persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF, dan ADB adalah pandangan usang yang harus ditinggalkan. Sayangnya, hingga kini masih banyak negara yang enggan mengakui kenyataan yang telah banyak berubah tersebut.

“Saya berpendirian pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa hanya diserahkan kepada tiga lembaga keuangan tersebut,” ujarnya.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengajak pimpinan negara peserta KAA untuk membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru. Tatanan tersebut juga harus dapat menghilangkan dominasi kelompok negara terhadap negara lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif