Kisah inspiratif pasutri di Tiongkok mengadopsi 40 lebih anak yatim yang cacat. Pasutri itu adalah Guo Gairan dan Chen Taiwen.
Solopos.com, SHANXI – Pasangan suami istri di Shanxi, Tiongkok, mendapat pujian publik setelah kisah inspiratif yang dilakukan mereka. Chen Tianwen dan istrinya, Guo Gairan, dipuji lantaran telah mengadopsi lebih dari 40 anak yatim yang cacat.
Seperti dilansir Shanghaiist.com, Minggu (19/4/2015), Chen Taiwen dan Guo Gairan mengadopsi anak-anak yatim itu selama 26 tahun terakhir. Awal mula mereka melakukan kisah inspiratif itu sejak menemukan bayi cacat saat perjalanan pulang setelah bekerja di pabrik pupuk lokal.
Merasa kasihan dengan bayi cacat itu, mereka membawanya pulang dan dirawat bersama tiga anak kandung mereka.
Merasa kasihan dengan bayi cacat itu, mereka membawanya pulang dan dirawat bersama tiga anak kandung mereka.
Sejak saat itu, Chen Taiwen dan Guo Gairan selalu keluar untuk melihat anak-anak terlantar yang cacat. Ketika menemukannya, mereka akan membawa anak cacat itu ke rumah untuk dirawat. Apa yang dilakukan pasutri itu tak lepas dari perhatian pemerintah setempat.
Setelah mendengar kabar itu, pemerintah lokal langsung menyelidiki dan membuktikannya sendiri. Mereka kemudian memberi apresiasi pasutri yang sudah berusia 60an tahun itu.
Banyak Sumbangan
Guo merasa kewalahan menjaga 40 anak asuh cacatnya. Melihat itu, sang suami memutuskan berhenti dari pekerjaannya di pabrik untuk ikut membantu Gou merawat anak asuh. Mereka kini mengandalkan ladang untuk mata pencaharian.
Langkah yang diambil Guo dan Chen ini sempat menerima pertentangan dari tetangga mereka. Para tetangga menolak anak-anak mereka bergaul dengan anak-anak yatim yang cacat karena dianggap tidak berpendidikan.
Bahkan, anak pertama Guo dan Chen juga merasa tidak setuju dengan apa yang dilakukan orang tuanya merawat puluhan anak yatim.
Chen kemudian menjelaskan kepada anaknya dia juga merupakan seorang anak adopsi. Karena itu dia berniat membantu anak-anak yang terlantar dan membutuhkan perawatan.
Kisah inspiratif yang dilakukan Chen dan Guo semakin meluas, mereka pun mulai mendapat banyak sumbangan berupa uang, pakaian, dan makanan.
Bahkan, pemerintah setempat menambah sumbangan mereka menjadi 1.000 yuan atau sekitar Rp2 juta per bulan untuk setiap anak. Seiring berjalannya waktu Guo dan Chen telah diterima oleh lingkungan setempat atas kisah inspiratifnya itu.
“Ternyata kami tidak idiot setelah semua tindakan yang kami ambil, termasuk meninggalkan pekerjaan. Bahkan kamis ekarang menjadi panutan,” kata Guo.