Soloraya
Rabu, 22 April 2015 - 01:10 WIB

KEKERINGAN DI WONOGIRI : Warga Gendayakan Kesulitan Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kekeringan di Wonogiri terjadi di Desa Gendayakan. Warga mulai kesulitan mendapat air bersih lantaran belum adanya sumber air bersih di desa tersebut.

Solopos.com, WONOGIRI — Musim hujan belum usai. Namun, warga Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri mulai kesulitan mendapat air bersih.

Advertisement

Kepala Desa Gendayakan, Heri Sutopo, mengatakan meskipun sebagian besar wilayah Wonogiri masih diguyur hujan, khusus di Desa Gendayakan sebagian wilayahnya sudah ada yang kekeringan.

“Belum ditemukannya sumber air bersih membuat Desa Gendayakan rawan kekeringan,” ujar Heri ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (21/4/2015).

Advertisement

“Belum ditemukannya sumber air bersih membuat Desa Gendayakan rawan kekeringan,” ujar Heri ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (21/4/2015).

Dia mengatakan selama dua pekan terakhir hujan tidak turun di wilayah Gendayakan. Kondisi itu mengakibatkan sejumlah air di penampungan air milik warga kering.

Gendayakan masuk salah satu desa rawan kekeringan di Wonogiri. Belum ada sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan warga. Selama ini, warga memanfaatkan telaga untuk menampung air hujan.

Advertisement

Dia mengakui intensitas hujan saat ini mulai menurun. Dia khawatir ketersediaan air yang ada sekarang tidak bertahan sampai dua bulan akibat banyaknya warga yang menggunakan air.

“Segala upaya untuk mencari sumber air sudah dilakukan warga dan Pemkab, seperti mengebor tanah. Namun, sampai sekarang tidak ada yang berhasil,” kata dia.

Dia mengaku telah mengusulkan pengecoran dua telaga di Dusun Gendayakan dan Dusun Telagakajang. Tetapi, usulan itu belum mendapatkan respons dari pemerintah. Selain itu, usulan pipanisasi juga belum terealisasi.

Advertisement

“Jika kedua telaga itu dicor, bisa sedikit menambah daya tampung telaga dan mengurangi derita kekeringan warga setempat. Kalau terus seperti ini kondisinya desa kami tidak akan pernah dapat keluar sebagai daerah rawan kekeringan,” kata dia.

Camat Paranggupito, Haryanto, mengakui beberapa pekan lalu sempat terjadi kekeringan di Desa Gendayakan. Warga akhirnya terlolong dengan turunnya air hujan yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

“Ada 11 dusun di Desa Gendayakan dengan jumlah penduduk sebanyak 180 jiwa yang terancam kekeringan setiap tahun,” kata Haryanto ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (21/4/2015).

Advertisement

Dia mengatakan permasalahan jangka pendek untuk penanganan bencana kekeringan adalah pengiriman bantuan air bersih. Sementara untuk jangka panjang, membendung air Sungai Waru.

“Sumber mata air Sungai Waru baru dimanfaatkan PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum] untuk air minum dengan debit enam liter per detik. Padahal potensi air bisa sampai 12 liter per detik sehingga masih ada sekitar 6 liter air per detik yang belum dimanfaatkan dan terbuang sia-sia ke laut,” kata dia.

Dia sudah melaporkan kepada Bupati Wonogiri agar air Sungai Waru bisa dibentung untuk memenuhi kebutuhan warga.

Terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, sudah mendapatkan informasi mengenai kesulitan air bersih di Desa Gendayakan dari kepala desa. Namun, untuk pengiriman air bersih belum dilakukan karena warga belum meminta.

“Pengiriman air akan kami lakukan jika warga meminta. Saat ini kami terus koordinasi dengan pemerintah desa. Desa Gendayakan memang masuk daerah rawan kekeringan terparah di Wonogiri,” kata dia.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif