Soloraya
Selasa, 21 April 2015 - 08:10 WIB

MASALAH LINGKUNGAN : Sampah Menggunung Penuhi Badan Sungai di Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tumpukan sampah menggunung di badan sungai yang memisahkan Dusun Tegalmangu, Desa Kadokan dan Dusun Tambak, Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Senin (20/4/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Masalah lingkungan berupa sampah yang menggunung memenuhi badan sungai di Sukoharjo. 

Solopos.com, GROGOL — Keberadaan sampah yang menggunung memenuhi badan sungai di perbatasan Dusun Tegalmangu, Desa Kadokan dan Dusun Tambak, Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, menggangu kenyamanan warga sekitar.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, Senin (20/4/2015), tumpukan sampah itu nyaris menutupi bagian dasar anak Sungai Bengawan Solo tersebut. Lebar sungai menjadi berkurang lantaran bagian tebing dan dasar sungai sudah dipenuhi sampah. Tidak hanya plastik bekas, sampah berupa dedaunan, ban bekas, kursi sofa hingga kasur bisa ditemukan di lokasi. Sejumlah pemulung terlihat mencari barang-barang yang masih bisa dijual di antara tumpukan sampah itu.

“Sampah itu berasal dari seluruh wilayah Grogol. Sudah bertahun-tahun warga membuang sampah di sungai. Tadinya, hanya ada TPS [tempat pembuangan sementara] kecil di dekat sungai, warga kemudian terbiasa membuang sampah di situ. Kabar adanya TPS itu terdengar sampai ke mana-mana hingga akhirnya warga dari luar dusun pun ikut membuang sampah di lokasi hingga meluber ke badan sungai,” ujar Sutarno, 67, warga Dusun Tegalmangu, RT 004/RW 004, Desa Kadokan, saat ditemui Solopos.com di rumahnya.

Setelah turun hujan, sampah itu mengeluarkan bau busuk yang menyengat hidung. Warga juga dipusingkan dengan serangan lalat pada musim tertentu. Sutarno mengaku sebagian warga menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai pemulung sampah. Bahkan, beberapa orang di antaranya sudah sukses menjadi pengusaha pengelolaan sampah.

Advertisement

“Ini dilema bagi warga. Dulu pernah ada warga yang memprotes keberadaan sampah itu, tapi warga tersebut malah ditentang para pemulung yang tak lain juga warga sekitar,” ucapnya.

Untung, 45, warga lain menyesalkan tidak becusnya Pemkab Sukoharjo dalam menangani sampah di wilayah Grogol. Menurutnya, sejumlah pejabat Pemkab Sukoharjo sudah kerap melintasi jembatan di atas sungai yang dipenuhi sampah itu ketika ingin meninjau lokasi banjir di Dusun Nusupan. Kunjungan terakhir pejabat ke Dusun Nusupan dilakukan pada awal Februari 2015 lalu.

“Saat itu, para pejabat mengendarai mobil secara beriringan. Mereka seharusnya bisa melihat kondisi sampah yang menumpuk di lokasi. Atau jangan-jangan mereka sengaja menutup mata,” kata Untung.

Advertisement

Kaur Kesra Desa Kadokan, Jumali, mengaku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi problem sampah tersebut. Dia mengakui tumpukan sampah itu berada di bantaran hingga tebing sungai yang masuk wilayah Desa Grogol. Kendati demikian, warga Desa Kadokan ikut terkena dampaknya. “Kami sebetulnya sudah berkoordinasi sama Pemdes Grogol, tapi sampai sejauh ini belum ada tindak lanjut,” jelasnya.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif