News
Selasa, 21 April 2015 - 04:40 WIB

GERAKAN ISIS : Pencipta ISIS Ternyata Intelijen Saddam Husein

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Haji Bakr atau Samir Abd Muhammad Al Khlifawi (JIBI/Solopos/Reuters)

Gerakan ISIS belakangan menjadi teror baru bagi dunia. Sebuah dokumen mengungkap pencipta ISIS merupakan orang Saddam Husein.

Solopos.com, BERLIN — Sebuah dokumen soal Negata Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikutip majalah Jerman, Der Spiegel. Dalam dokumen itu disebutkan pencipta atau otak di balik pengambilalihan Suriah utara oleh ISIS merupakan mantan perwira intelijen semasa pemeritahan Irak Saddam Hussein.

Advertisement

Dalam laporan panjang yang diterbitkan akhir pekan ini berjudul Berkas-berkas rahasia Mengungkap Struktur Negara Islam, Spiegel menyebutkan mendapatkan akses ke 31 halaman tulisan tangan berisi bagan-bagan, daftar-daftar dan jadwal-jadwal yang  menjadi cetak biru pendirian khilafah di Suriah.

Sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara dari Reuters, Senin (20/4/2015), dokumen-dokumen itu adalah buah karya seseorang yang disebut majalah itu sebagai Samir Abd Muhammad al-Khlifawi, mantan kolonel pada dinas rahasia angkatan udara rezim Saddam Hussein, yang memakai nama samaran Haji Bakr.

Advertisement

Sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara dari Reuters, Senin (20/4/2015), dokumen-dokumen itu adalah buah karya seseorang yang disebut majalah itu sebagai Samir Abd Muhammad al-Khlifawi, mantan kolonel pada dinas rahasia angkatan udara rezim Saddam Hussein, yang memakai nama samaran Haji Bakr.

Pendudukan Suriah Utara

Spiegel mengatakan dokumen-dokumen itu menyebutkan pendudukan Suriah utara adalah bagian dari rencana jelimet yang diawasi Haji Bakr dengan menggunakan teknik-teknik seperti pengawasan, spionase, pembunuhan dan penculikan, yang diasah oleh para aparat keamanan Saddam Hussein.

Advertisement

“Yang dituliskan Bakr dalam dokumen itu, halaman demi halaman, yang dengan cermat menguraikan kotak-kotak bagi orang-orang yang bertanggung jawab (pada posisi-posisi tertentu), tak lain adalah sebuah cetak biru untuk pendudukan (wilayah),” kata reporter Spiegel, Christoph Reuter.

“Dokumen itu bukanlah manifesto keyakinan, namun sebuah rancangan yang secara teknis tepat untuk ‘Negara Intelijen Islam’ yakni khilafah yang dikendalikan oleh sebuah organisasi yang menyerupai dinas rahasia dalam negeri Jerman Timur yang terkenal bengis, Stasi.”

Laporan media itu menggambarkan Bakr sebagai orang yang dilanda kepedihan dan menganggur setelah pihak berwenang AS di Irak membubarkan pasukan Irak peninggalan Saddam lewat dekrit 2003.

Advertisement

Antara 2006 sampai 2008 dia dilaporkan berada di fasilitas-fasilitas tahanan AS, termasuk di penjara Abu Ghraib.

Namun pada 2010, adalah Bakr dan sekelompok kecil mantan perwira intelijen Irak yang menciptakan Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin resmi ISIS, dengan tujuan memberi kelompok itu “wajah keagamaan”,  tulis Der Spiegel.

Dua tahun kemudian, lapor majalah Jerman ini, Bakr pergi ke Irak utara untuk mengawasi rencana pendudukan dia, dengan memilih meluncurkannya dengan mengumpulkan para pejuang asing, termasuk para militan pemula dari Arab Saudi, Tunisia dan Eropa yang disandingkan dengan para militan Chechen dan Uzbek yang sudah teruji dalam pertempuran.

Advertisement

Wartawan Irak Hisham al-Hashimi yang punya sepupu yang bekerja dengan Bakr, menggambarkan sang mantan perwira intelijen Irak itu sebagai seorang nasionalis dan bukan seorang islamis atau orang yang fanatik pada agama.

Laporan Spiegel ini menegaskan rahasia sukses ISIS terletak pada gabungan dua kutub berlawanan, yakni antara keyakinan fanatik sebuah kelompok dan perhitungan strategis dari kelompok satunya lagi yang dipimpin Bakr.

Spiegel mengaku memperoleh dokumen-dokumen ini setelah negosiasi yang panjang dengan pihak pemberontak Suriah di kota Aleppo yang menyita dokumen-dokumen itu ketika ISIS dipaksa meninggalkan markas besarnya di Aleppo pada awal 2014.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif