News
Senin, 20 April 2015 - 12:55 WIB

INDUSTRI PERBANKAN : OJK Dorong Perbankan Pacu Penyaluran Kredit Produktif

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Otoritas Jasa Keuangan (JIBI/Solopos/Dok.)

 Industri perbankan disarankan memacu penyaluran kredit untuk sektor produktif.

Solopos.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong kepada industri perbankan untuk memacu penyaluran kredit khususnya pada sektor produktif supaya lebih agresif.

Advertisement

Hal itu terungkap saat Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan rutin terkait perkembangan terkini mengenai kondisi perekonomian dalam negeri maupun luar negeri sehubungan target mencapai pertumbuhan ekonomi 5,7%.

Pejabat yang hadir dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tadi pagi adalah Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.

Muliaman mengatakan untuk sektor industri keuangan sejauh ini tidak mengalami persoalan berarti meskipun dalam beberapa bulan terakhir terjadi gejolak seperti penguatan mata uang dolar AS terhadap rupiah.

Advertisement

“Karena memang pertumbuhan ekonomi jadi concern kita, sejak beberapa triwulan ini mengalami penurunan, ya kita ingin paling tidak kredit-kredit produktif perbankan sedikit membantu pertumbuhan ekonomi,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (20/4/2015).

Target pertumbuhan kredit perbankan tahun ini adalah 16,4%. Muliaman sampai saat ini masih yakin target itu bakal tercapai sampai akhir tahun. “Target 16,4% masih on track,” jelas dia.

Sebelumnya OJK mengharapkan mengharapkan kredit ritel terutama sektor konsumsi ditingkatkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Dengan mendorong kredit konsumsi ia berharap kredit lainnya ikut meningkat.

Advertisement

Data OJK menyatakan kredit konsumsi bank umum terus meningkat. Sepanjang tahun lalu total nilai kredit konsumsi yang disalurkan bank-bank umum mencapai Rp1.013 triliun atau tumbuh 11,01% dari tahun sebelumnya Rp912,5 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif