SOLOPOS.COM - Ibu-ibu peserta karnaval menggunakan pakaian adat Jawa dan sepeda hias melintas di arena Car Free Day (CFD) Kota Solo, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/4/2015). Karnaval sepeda hias yang digelar oleh komunitas Sosialita Solo tersebut menyambut Hari Kartini. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)
Hari Kartini mulai luntur maknanya? Tidak bagi sebagian perempuan Solo. Ini buktinya…
Solopos.com, SOLO — Ratusan perempuan mengikuti Karnaval Kartini 2015 di sepanjang arena Car Free Day (CFD) Kota Solo, sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/4/2015). Menariknya, para peserta yang berpakaian kebaya itu mengayuh sepeda.
Ibu-ibu peserta karnaval menggunakan pakaian adat Jawa dan sepeda hias melintas di arena Car Free Day (CFD) Kota Solo, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/4/2015). Karnaval sepeda hias yang digelar oleh komunitas Sosialita Solo tersebut menyambut Hari Kartini. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)
Ratusan ibu-ibu dengan membawa sepeda onthel dengan beragam hiasan memenuhi jalanan di depan Hotel Solo View saat udara pagi masih dingin menusuk tulang. Maklum, jam baru menunjukkan pukul 06.00 WIB.
Ratusan ibu-ibu dengan membawa sepeda onthel dengan beragam hiasan memenuhi jalanan di depan Hotel Solo View saat udara pagi masih dingin menusuk tulang. Maklum, jam baru menunjukkan pukul 06.00 WIB.
Sekitar pukul 07.00 WIB, istri Wakil Wali Kota (Wawali) Solo Saraswati Purnomo melepas pemberangkatan karnaval. Putra Putri Solo (PPS) berada di barisan terdepan. Para peserta ini menggunakan kebaya sportif, yakni atasan kebaya dengan bawahan celana. Namun ada sebagian tetap berkebaya dengan padu padan rok panjang.
Mereka ngontel dari Hotel Solo View menuju ke kawasan Gladak. Selama perjalanan, peserta menerjang keramaian aktivitas CFD. Saking padatnya kerumunan warga, beberapa peserta terlihat turun dari sepeda dan menuntunnya.
Tetap Pakai Boot
Nining datang untuk ikut meramaikan kegiatan Karnaval Kartini yang digelar Sosialita Solo. Kegiatan yang diikuti ratusan peserta ini mampu menyedot perhatian pengunjung CFD. Maklum peserta semuanya kaum Hawa dari beragam profesi, serta organisasi kewanitaan di Kota Solo. Bahkan para perempuan polisi yang biasa dijuluki polwan oleh institusi mereka pun tak ketinggalan.
Aiptu Dani P., misalnya. Polwan anggota Pelopor Keselamatan Berlalu lintas Satlantas Polresta Solo menggunakan kebaya putih dengan setelan bawahan celana dinas lengkap sepatu PDL boot polisi. ”Ini kan memperingati Hari Kartini. Jadi ikut pakai kebaya meskipun tetap bawahannya celana dinas,” kata dia.
Dalam momentum Hari Kartini, Dani ingin menggugah semangat kaum Hawa untuk bangkit memperjuangkan cita-citanya setinggi langit. Tidak ada perbedaan mendasar dalam menjalankan tugas. Sosok R.A. Kartini sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia memang menginspirasi banyak orang. Hal inilah yang melatarbelakangi Sosialita Solo menyelenggarakan Karnaval Kartini 2015.
Mulai Luntur?
Sekjen Sosialita Solo, Irien S. Notonegoro, mengatakan kegiatan tersebut diikuti 350 peserta dari lintas profesi se-Kota Solo dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh Selasa (21/4/2015). Irien merasa tergugah untuk menyemarakkan kegiatan memperingati Hari Kartini yang kini mulai sedikit luntur.
Dia ingin perjuangan R.A. Kartini terus dilanjutkan dalam pembangunan bangsa. R.A. Kartini, menurut dia merupakan sosok perempuan yang patut menjadi teladan bagi kaum perempuan di Indonesia.
Sebelumnya, Irien mengatakan Sosialita Solo juga menggelar pelatihan membuat suvenir bagi ibu-ibu single parent. ”Kami ingin memotivasi banyak perempuan di Solo untuk ikut bergerak sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Para wanita juga harus bisa berupaya dalam hal ekonomi,” kata Irien.
