News
Senin, 20 April 2015 - 01:40 WIB

BISNIS PERUMAHAN : Agen Properti Terbatas, Bajak Membajak Marak

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kawasan Desa Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, dipadati perumahan. Foto diambil Senin (16/2/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bisnis perumahan di Indonesia diwarnai maraknya bajak membajak agen properti.

Solopos.com, SOLO — Kemampuan agen properti di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan luar negeri. Hal ini karena tidak adanya pendidikan secara formal dan minimnya pendidikan informal di bisnis perumahan di Indonesia.

Advertisement

Operating Principal Keller Williams Solo, Susanto, menyampaikan bagi perusahaan penjual properti, sumber daya manusia (SDM) merupakan aset. Oleh karena itu, saling membajak agen properti di bisnis perumahan Indonesia merupakan hal yang biasa.

Karena itulah, Sabtu (18/4/2015) lalu, pihaknya mengganti nama dari Ray White menjadi Keller Williams. Menurut dia, dengan manajemen baru ini, kualifikasi atau kemampuan agen properti akan terus ditingkatkan.

Hal ini karena di masing-masing kantor cabang memiliki training center. Berbeda dengan sebelumnya yang menempatkan training center hanya di kota besar.

Advertisement

“Manajemen baru ini juga membuat agen properti bisa bertahan lebih lama. Hal ini karena gaji yang diperoleh berdasarkan share dari transaksi yang diperoleh,” ungkapnya di sela-sela seminar Millionaire Real Estate Agent di Aston Hotel, Sabtu.

Tujuh Level
Dia juga mengatakan agen properti dididik menjadi pengusaha bukan pekerja. Selain itu, waktu bekerja juga diatur oleh masing-masing agen. Dia menyampaikan ada tujuh level agen properti sehingga sesama agen akan saling membantu dan tidak menganggap sebagai saingan.

Santo menuturkan sebelum menjadi agen properti biasanya akan mendapat training dasar dan akan terus di-upgrade setiap waktu. Dia menuturkan agen properti yang mumpuni akan mampu memenangkan persaingan yang saat ini semakin ketat. Apalagi bisnis ini berhubungan dengan kepercayaan dari konsumen.

Advertisement

Meski berubah nama, dia mengatakan segmentasi pasar masih tetap sama, yakni hanya menjual rumah komersial untuk kalangan menengah ke atas. Produk yang dijual tidak hanya rumah baru, apartemen baru atau pun ruko baru tapi juga properti bekas.

Dia mengatakan tiga kantor cabang yang ada di Solo dan Jogja, akan terus ditambah mengingat permintaan property terus meningkat di semua daerah. Namun diakuinya, pengembangan tetap difokuskan di Jateng dan DIY.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif