Jatim
Senin, 20 April 2015 - 16:05 WIB

BAHAYA NARKOBA : Perempuan Wajib Jauhi Narkoba, Ini Alasannya…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tindakan berisiko wanita hamil (therapia.net)

Bahaya narkoba bisa berakibat buruk bagi kesehatan reproduksi.

Madiunpos.com, BATU — Perempuan diimbau untuk menjauhi narkoba agar kesehatan reproduksi terjaga. Terlebih lagi, hingga kini angka kematian ibu (AKI) di sebagian besar wilayah Indonesia stabil tinggi, bahkan cenderung meningkat.

Advertisement

Imbauan tersebut disampaikan sebagai refleksi Hari Kartini, 21 April, yang digelar oleh Sekolah Perempuan Desa (SPD) Kota Batu. Koordinator Refleksi Hari Kartini SPD Kota Batu, Siti Sulaikhah, mengatakan setiap tahun AKI melahirkan masih tinggi.

“Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, terdapat kenaikan AKI dari 228 per 100.000 kelahiran menjadi 359 per 100.000 kelahiran,” kata Siti, Minggu (19/4/2015).

Angka tersebut meningkat 57% jika dibandingkan pada 2007, yakni 228 per 100.000 kelahiran. Di Papua misalnya AKI mencapai 500 per 100.000 kelahiran hidup. “Bahkan AKI di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara (Asean),” jelas dia.

Advertisement

Menurutnya, kondisi serupa juga terlihat pada kesehatan bayi baru lahir yang sama memrihatinkan. Data Millenium Development Goals (MDGs) 2010 menunjukkan angka nasional dari angka kematian bayi baru lahir sebesar 44 setiap 1.000 kelahiran.

Penyebab kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir itu di antaranya akibat pendarahan, infeksi dan tekanan darah tinggi. Selain itu, penyebab tingginya AKI karena kualitas hidup perempuan masih rendah, baik pendidikannya, kesehatan, gizi dan anemia.

“Minggu (19/4/2015) adalah 101 tahun setelah Kartini meninggal saat melahirkan anaknya dan AKI masih menjadi persoalan di Indonesia,” ujarnya.

Advertisement

Karena itu SPD mendesak kepada pemerintah agar memenuhi hak kesehatan reproduksi perempuan, cegah kehamilan dini, alokasikan APBD untuk pendidikan reproduksi bagi remaja, serta menurunkan AKI dengan mencegah pernikahan dini.

Pemerintah juga wajib meningkatkan pengetahuan dan kesadaran reproduksi perempuan, mencegah kehamilan remaja dengan informasi kesehatan, serta menyediakan layanan kesehatan reproduksi murah dan berkualitas.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif