Sport
Minggu, 19 April 2015 - 11:15 WIB

PSSI DIBEKUKAN : "PSSI Memang Amburadul, Banyak Mafianya"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bekukan PSSI (Youtube)

PSSI dibekukan melalui keputusan Menpora. Sebagian pengurus asosiasi sepak bola di Soloraya mendukung, namun ada yang tidak setuju.

Solopos.com, SOLO — PSSI dibekukan melalui keputusan Menpora, Imam Nahrawi. Keputusan ini ditanggapi beragam oleh pengurus asosiasi kabupaten dan kota di wilayah Soloraya. Beberapa menyatakan setuju, namun beberapa di antaranya juga menyatakan keberatan.

Advertisement

Dukungan pembekuan PSSI oleh Menpora diungkapkan dua ketua umum perserikatan di Soloraya, yakni Persiharjo Sukoharjo dan Persiwi Wonogiri. Ketum Persiharjo, Harjito, justru setuju dengan keputusan Menpora ini karena menilai sudah saatnya organisasi PSSI dirombak total.

“Enggak apa-apa disanksi. Organisasi PSSI memang sudah amburadul. Banyak mafia-mafianya. Semoga dengan pembekuan ini sepak bola Indonesia bisa lebih baik,” ungkap Harjito.

Sementara itu, Ketum Persiwi, Joko Suwarno, juga setuju PSSI dibekukan. Namun yang terpenting kompetisi tetap berjalan meski induk organisasinya sedang dalam perbaikan. “Yang penting kompetisi tetap berjalan. Karena sepak bola adalah sebuah olahraga dan hiburan yang paling diminati masyarakat. Kalau PSSI-nya dibekukan enggak apa-apa,” ujar Joko.

Advertisement

Meski PSSI dibekukan, kompetisi baik di level Indonesia Super League (ISL), DU, maupun amatir seperti Liga Nusantara (Linus) dan Piala Soeratin, dipastikan bakal terus berlanjut. Sebab Menpora telah memberikan instruksi untuk menyerahkan segala aktivitas yang selama ini dikelola PSSI untuk ditangani Tim Transisi yang dibantu KONI/KOI serta para Asprov di daerah.

Hal sebaliknya justru diungkapkan Ketua Umum (Ketum) Ascab PSSI Kota Solo, Paulus Haryoto. Pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Persis Solo Saestu, badan hukum yang menaungi tim Divisi Utama (DU) Persis Solo, menilai keputusan Menpora ini terlalu tergesa-gesa.

“Harusnya sebelum mengeluarkan keputusan ini, Menpora melakukan mediasi dulu dengan PSSI. Kalau seperti ini kan tambah tidak harmonis. PSSI dibekukan tentunya akan berdampak pada semua kegiatan persepakbolaan yang ada karena semuanya saling terkait,” ujar Paulus saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (18/4) malam.

Advertisement

Keputusan membekukan PSSI dikeluarkan Menpora saat induk sepak bola Tanah Air itu menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dengan agenda pemilihan ketua umum periode 2015-2019 di Surabaya, Sabtu siang. Alasan pembekuan tersebut karena PSSI dinilai tidak mengindahkan anjuran Menpora melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk tidak menyertakan Persebaya dan Arema Cronus dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL) karena dinilai tidak memenuhi persyaratan.

“Kalau seperti itu kan seharusnya yang dibekukan Arema atau Persebaya saja. Kenapa harus PSSI-nya? Kalau seperti ini kan kesannya gara-gara dua klub yang bermasalah berimbas pada semuanya,” imbuh Paulus.

Senada juga diungkapkan Ketum Ascab PSSI Kabupaten Sragen, Purwono, yang menyesalkan keputusan Menpora. Purwono menilai keputusan Menpora ini akan memberi dampak buruk bagi persepakbolaan Tanah Air di kancah internasional.

“Dengan adanya pembekuan ini bisa dipastikan Indonesia bakal terkena sanksi FIFA. Kalau disanksi siapa yang rugi. Terus bagaimana nasib tim seperti Persipura [Jayapura] yang saat ini sedang berlaga di kancah AFC Cup. Otomatis kalau Indonesia disanksi mereka kan juga enggak bisa berkompetisi di luar negeri,” tutur Purwono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif