News
Minggu, 19 April 2015 - 01:30 WIB

BISNIS ESEK-ESEK MEDSOS : Menteri Pemberdayaan Perempuan Turun Tangan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi online. (JIBI/Dok)

Bisnis esek-esek medsos kian merebak. Kasus Tata  Chubby membuatkan semua pihak akhirnya turun tangan.

Solopos.com, JAKARTA — Pembunuhan sadis Deudeuh Alfisahrin alias Tata Chubby membuat bisnis esek-esek di media sosial (medsos) menjadi perhatian banyak pihak.

Advertisement

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yembise menyebut permasalahan ini butuh kerja sama antar sektor sehingga dia akan mengajak kepolisian serta Kemenkominfo untuk rapat koordinasi.

“Ini memang tugas kita juga, lintas sektor. Menteri Sosial ada, pihak Kepolisian juga ada. Jadi antar lembaga harus kerja keras,” kata Yohanna kepada wartawan di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PP dan PA di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (17/4/2015) sebagaimana dikutip Detik.

“Kita akan rapat koordinasi seperti ini, kami mengundang Kepolisian,” sambungnya.

Advertisement

Rapat itu rencananya diadakan pada bulan Mei 2015 mendatang. Selain soal bisnis esek-esek di medsos, Yohanna juga mengajak kepolisian dan Kemenkominfo untuk membahas kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.

“Situs-situs seperti itu harus dihapuskan. Saya juga sempat ditunjukkan situs-situs itu dan saya melihat itu, karena masalah uang saja orang tua bisa menjual anaknya atau orang tua bersetubuh dengan anaknya. Dan itu akan kita bicarakan bulan depan,” ucap Yohanna.

Deudeuh dibunuh oleh pelanggannya yang bernama M Prio Santoso alias Rio, 24. Kini Rio yang sudah dua kali menggunakan jasa Deudeuh itu telah ditahan polisi dengan ancaman 15 tahun penjara. Selain Deudeuh, banyak pula perempuan-perempuan yang menawarkan jasa serupa lewat media sosial.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif