Jatim
Sabtu, 18 April 2015 - 07:05 WIB

PILKADA PONOROGO : Waduh, Mau Jadi Kepala daerah, Malah Rusak Alam

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencopotan alat peraga kampanye (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pilkada Ponorogo mulai menggeliat. Dampaknya, banyak pepohonan  manangis karena poster-poster dipaku di pohon sekenanya.

Madiunpos.com, PONOROGO – Akhir-akhir ini, pemandangan kurang sedap mulai tersaji di tepian jalan di Ponorogo. Pepohonan rindang di sepanjang jajan-jalan Kota Reog mendadak “ditumbuhi” poster-poster para calon kepala daerah.

Advertisement

Pantauan Madiun Pos, poster-poster berisi kampanye dan gambar para calon tersebut banyak bertengger di pepohonan dengan cara dipaku sekenannya. Mereka berebut tempat dengan iklan-iklan lainnya, seperti iklan sedot WC, iklan koperasi, rokok, dan lain-lainnya.

“Poster yang menempel di pohon, mau tidak mau harus ditertibkan,” tegas Roma Haqni, 26, Ketua Umum Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahipa) Universitas Muhammadiyah Ponorogo saat ditemui Madiun pos di kantor sekertariatnya, Sabtu (18/04/2015).

Menurut Roma, menempelkan poster di pohon dengan benda tajam seperti paku ataupun logam sejenisnya adalah cara-cara tak terpuji karena merusak pohon dan menghambat pertumbuhanya. Padahal, fungsi pohon di pinggir jalan selain untuk kerindangan juga untuk paru-paru bumi.

Advertisement

“Bukannya untuk ajang promosi gratis dengan cara memakunya di pohon,” tegasnya.

Roma mendesak pemerintah segera menertibkan penempelan poster di pepohonan. Pemerintah juga harus memberikan sanksi tegas agar pelaku jera.

Menurutnya, pohon adalah tempat bernaung sejumlah mahluk hidup. Bahkan sebagian suku bangsa di dunia kerap mensakralkan pohon karena pohon menjadi tempat berlindung, beranak-pinak, dan menghabiskan hidupnya.

Advertisement

“Pohon itu juga sumber rezeki dari buah atau sekadar bunganya. Kita tidak tahu apakah mereka ini juga bagian dan penunggu pohon atau penghuni pohon,” tambah pria berbadan tinggi dan kekar ini.

Selain Roma, Azis, juga mengaku sangat geram melihat poster-poster yang dipaku di pepohonan. Dengan nada emosi, lelaki 22 tahun ini menilai, poster paling banyak akhir-akhir ini adalah poster politik untuk kampanye calon kepala daerah Ponorogo.

“Pilihan sik sui kok dalan wes kebak fotone calon bupati [Pilkada masih lama, kenapa jalanan sudah banyak foto calon bupati],” ujar Azis sambil mematikan rokok hisapnya.

Mahasiswa semester II jurusan Ilmu Pemerintahan ini mengingatkan pemerintah agar segera mencopoti poster-poster tersebut sebelum masyarakat yang bertindak.(Fuad Arrahman/JIBI/Madiunpos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif