Soloraya
Sabtu, 18 April 2015 - 02:10 WIB

BENCANA SUKOHARJO : Intensitas Hujan Tinggi, Warga Diimbau Tetap Siaga

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana Sukoharjo masih mengintai warga mengingat intensitas hujan masih tinggi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Status tanggap darurat bencana di Kabupaten Sukoharjo berakhir pada pengujung Maret 2015. Kendati begitu, hingga pekan ketiga April 2015, intensitas hujan di Kabupaten Makmur dan sekitarnya masih tinggi.

Advertisement

Kondisi ini masih berpotensi menimbulkan bencana alam, baik banjir maupun longsor. Warga diminta untuk tidak mengendurkan kewaspadaan mereka terhadap setiap potensi bencana.

Kepala Pelaksana Harian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprato, mengatakan sesuai SK Bupati Sukoharjo, status tanggap darurat bencana berlaku hingga akhir Maret 2015. SK itu dibuat sesuai perintah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sesuai prediksi BMKG, puncak cuaca ekstrem terjadi pada pertengahan Februari 2015 lalu. Namun, menurut Suprapto, cuaca ekstrem masih bisa terjadi mengingat intensitas hujan semakin tinggi dalam beberapa hari terakhir. “Ada banyak faktor yang membuat cuaca ekstrem di Indonesia. Salah satunya dipengaruhi oleh apa pun kondisi cuaca yang terjadi di Australia,” jelas Suprapto kepada Solopos.com, Jumat (17/4/2015).

Advertisement

Kendati status tanggap darurat bencana sudah berakhir, Suprapto meminta sukarelawan dan warga tidak mengendurkan kesiapsiagaan. Menurutnya, koordinasi dengan sukarelawan hingga kini tetap dilakukan meski status tanggap darurat bencana sudah berakhir. “Status tanggap darurat bencana itu bersifat formal. Situasi nonformalnya, tidak ada perbedaan. Kesiapsiagaan tetap dijaga. Koordinasi dengan sukarelawan jalan terus siang dan malam,” paparnya.

BPBD Sukoharjo memang sudah mengemasi dua posko lapangan yang berada di Desa Laban, Kecamatan Mojolaban dan Desa Grogol, Kecamatan Grogol. Kendati begitu, posko induk hingga kini tetap dibuka di Kantor BPBD Sukoharjo. Petugas di posko induk menghimpun laporan terkini tentang kondisi cuaca di Sukoharjo yang dikirim sukarelawan.

“Kami juga selalu mendapatkan informasi terkini seputar tinggi elevasi Waduk Gajah Mungkur setiap hari. Terakhir, tinggi elevasi Waduk Gajah Mungkur mencapai 136 meter [di atas permukaan laut]. Jika sewaktu-waktu elevasi air di waduk naik dan akan ada bukaan pintu air, sedini mungkin kami akan menginformasikan kepada warga yang tinggal di sekitar Sungai Bengawan Solo untuk waspada,” papar Suprapto.

Advertisement

Ia juga meminta warga mengantisipasi potensi bencana puting beliung yang biasa terjadi saat intensitas hujan tinggi. “Puting beliung memang sulit diprediksi, tetapi dampaknya masih bisa diminimalkan,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif