Soloraya
Sabtu, 18 April 2015 - 03:10 WIB

BENCANA ALAM SRAGEN : Bencana Banjir dan Longsor, Pemkab Siapkan Dana Rp6,8 M

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Bencana alam Sragen berupa banjir dan tanah longsor membuat pemkab Sragen siap mengeluarkan dana tak terduga senilai Rp6,8 miliar.

Solopos.com, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen masih menghitung kerugian materiil akibat bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah kecamatan, Kamis (16/4/2015).

Advertisement

Di sisi lain, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, mengatakan Pemkab siap menggunakan dana tak terduga di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sragen 2015 senilai Rp6,8 miliar.

Anggaran tak terduga akan digunakan untuk membangun Jembatan Kembang yang menghubungkan Desa Musuk dan Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, yang ambrol diterjang banjir.

“Kalau dilihat kasusnya [penyebab jembatan ambrol] ini jelas masuk. Tapi kita akan lihat dulu RAB [rencana anggaran biaya] dari Dinas Pekerjaan Umum. Berapa anggarannya,” tutur dia.

Advertisement

Tatag menjelaskan dana tak terduga memang diperuntukkan penanganan situasi darurat, seperti dampak bencana alam. Menurut dia dana tak terduga 2015 sudah mencukupi. Ditanya ihwal kerugian materiil akibat terjangan banjir dan tanah longsor, Tatag menyatakan masih dalam tahap inventarisasi dan kalkulasi. “Masih dihitung tim,” terang dia.

Penjelasan senada disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Bencana Alam Badan Kesbangpolinmas Sragen, Mukhtar Ahmadi, saat ditemui Solopos.com, di kantornya. Data yang dilaporkan pemerintah kecamatan di empat wilayah terdampak bencana tak lengkap. Hanya Kecamatan Gondang yang mencantumkan estimasi kerugian materiil.

Sedangkan laporan dari Pemerintah Kecamatan Sambungmacan, Ngrampal, dan Sambirejo tak lengkap. “Kalau datanya masih seperti ini saya belum berani menyampaikan,” ujar dia.

Advertisement

Mukhtar juga belum bisa memperkirakan berapa kerugian materiil dari ambruknya Jembatan Kembang di Sambirejo. Dia justru mengimbau seluruh pihak mewaspadai bencana susulan. Sebab, dia menjelaskan berdasar perkiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), seharusnya intensitas dan curah hujan di bulan April 2015 sudah turun.

Informasi tersebut diperoleh Mukhtar saat rapat koordinasi (rakor) bersama di Kabupaten Wonogiri, 18 Februari 2015. “Tapi kenyataannya hampir tiap hari masih hujan deras,” kata dia.

Mukhtar meminta masyarakat mewaspadai terjadinya bencana banjir susulan. Utamanya, dia menerangkan, bila terjadi mendung hitam dan hujan deras beberapa jam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif