News
Jumat, 17 April 2015 - 11:15 WIB

SBBI-JBBI 2015 : Karakteristik Konsumen Pengaruhi Pemenang SBBI-JBBI

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SBBI-JBBI (JIBI/Solopos)

SBBI-JBBI 2015 tengah disiapkan oleh tim riset.

Solopos.com, SOLO — Karakteristik masyarakat Solo dan Jogja yang berbeda membuat pilihan terhadap brand atau merek pun tidak sama. Oleh karena itu, pemenang Solo Best Brand Index (SBBI) dan Jogja Best Brand Index (JBBI) berbeda meski dengan kategori yang sama.

Advertisement

Koordinator Penelitian SBBI-JBBI 2015, Diah Kusumawati, mengatakan kecenderungan konsumen Solo adalah memilih brand dengan pertimbangan price concern. Hal ini berbeda dengan konsumen di Jogja yang lebih mengutamakan quality concern.

“Tapi bukan berarti kemudian mencari barang yang sangat murah dan mengabaikan kualitas. Harga memang menjadi pertimbangan utama konsumen Solo tapi kualitas juga diperhatikan sehingga membeli produk pun bukan yang kualitasnya sangat rendah,” papar Diah kepada solopos.com, Kamis (16/4/2015).

Karakter tersebut terlihat pada pemenang SBBI tahun ini di mana mayoritas merek yang dipilih konsumen Solo bukan merupakan merek dengan kualitas premium.

Advertisement

Oleh karena itu, pemegang merek diharapkan tidak hanya fokus menghadirkan produk dengan harga terjangkau tapi juga kualitas yang baik.

Namun diakuinya, tidak semua konsumen di Solo lebih mengutamakan harga karena untuk kelas atas biasanya kualitas tetap menjadi pilihan utama.

Hal ini mengingat masyarakat Solo termasuk konsumtif, terbukti dengan masuknya produk brand premium yang terkenal di Solo dan belum ada di Jogja.

Advertisement

Menurut Diah, karena harga menjadi fokus utama sehingga sulit untuk menilai konsumen tersebut termasuk loyal. Hal tersebut sangat berbeda dengan konsumen Jogja yang lebih loyal kepada suatu produk tertentu. Selain itu, kebanyakan produk yang disukai merupakan produk premium.

“Beberapa kategori seperti provider, Solo dan Jogja memiliki pemenang yang berbeda. Namun untuk produk tertentu yang sudah established [mapan], seperti mi instan, antara Solo dan Jogja tidak banyak berbeda,” terangnya.

Diah menyampaikan alasan konsumen Jogja lebih memilih barang premium juga karena masyarakatnya yang heterogen dan banyaknya pendatang. Dia menilai pendatang yang ke Jogja biasanya merupakan masyarakat dari golongan atas sehingga mampu membeli barang premium.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif