News
Jumat, 17 April 2015 - 12:55 WIB

KISAH UNIK : Pria Ini Hidup Lagi Setelah Dimasukkan ke Peti Es

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi es batu (Istimewa)

Kisah unik kali ini datang dari seorang pria asal Turki.

Solopos.com, ANKARA — Detak jantung lelaki asal Ankara, Turki, Bulent Sonmez, 40, dinyatakan berhenti. Dokter memasukkan tubuh Bulent di peti es dan peritiwa unik terjadi. Pelan-pelan, jantung Bulent kembali berdetak.

Advertisement

Dilansir Mirror, Selasa (14/4/2015), sebelumnya Bulent mengidap penyakit jantung. Jantung suami Sibel Sonmez, 39, tersebut dinyatakan berhenti berdetak. Sesaat kemudian, pihak medis mencoba cara terakhir, yaitu terapi hipotermia.

Tubuh Bulent disemayamkan di dalam peti es. Ajaib, ayah dua anak tersebut hidup kembali. Namun, istrinya merasa sedih ketika mengetahui Balent hilang ingatan.

Sibel mengaku melakukan pelbagai cara untuk membuat ingatan suaminya pulih. Ia membawa foto-foto keluarga, namun itu tak mampu mengembalikan ingatan Bulent.

Advertisement

”Rasanya seperti sebuah film, saya tidak tahu bagaiamana menjelaskan bahwa dua anak kami telah menunggu di rumah,” ujar Sibel.

“Saya mencoba atasi hal ini dengan menunjukkan foto-foto, tapi butuh waktu yang sangat lama untuk bisa meyakinkan dia [Bulent],” lanjut Sibel.

Terkait dengan hilangnya ingatan Bulent, pihak medis menjelaskan, tidak banyak literatur kesehatan yang mengulas efek buruk dari terapi hipotermia. Namun, ada yang menyebut salah satu efek negatifnya, pasien akan hilang ingatan.

Advertisement

”Kami tidak menemukan banyak literatur yang mengulas secara rinci tentang efek samping dari pengobatan terapi hipotermia,” ujar dr. Omer Zuhtu.

“Ini [terapi hipotermia] masih menjadi prosedur kesehatan yang kontroversial, tetapi kami percaya cara ini akan banyak menyelamatkan nyawa orang,” jelas Omer.

Sebagaimana diungkapkan Omer, pengobatan terapi hipotermia dapat mengurangi kemungkinan kurangnya aliran oksigen pada jantung pasien. Di sisi lain, efek dingin dari es bisa merusak otak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif