Jatim
Kamis, 16 April 2015 - 11:05 WIB

ILMU KEBAL SENJATA : Pria Pelestari Ilmu Kebal Senjata Ini Juga Latih Prajurit Kopassus

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Eko Harianto tengah atraksi mengiris lidahnya dengan pisau tajam. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Ilmu kebal senjata kini tak banyak yang memelajarinya. Namun di pasukan elit TNI AD Kopassus, ilmu ini menjadi menu yang harus dipelajari.

Madiunpos.com, MADIUN – Eko Harianto, 43, memiliki banyak kesibukan sejak ilmu kebal senjata yang melekat dirinya dikenal masyarakat luas. Selain kerap diminta mengisi acara-acara untuk menghibur masyarakat, ia juga sering diundang Korps TNI untuk atraksi terbuka hingga mengajarkan ilmu tersebut kepada pasukan TNI.

Advertisement

“Seringkali pas ada peringatan HUT TNI, saya diundang untuk unjuk kebolehan. Pernah atraksi menarik truk dengan gigi, atraksi dilindas truk dan lain-lain,” ujarnya saat berbicang dengan Madiun Pos Kamis (16/4/2015).

Yang tak kalah menggembirakan, lanjut Eko, ilmu kebal senjata yang ia kuasai juga diapresiasi oleh pasukan elit TNI Angkatan Darat (AD), yakni Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Di markas Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Eko diminta melatih pasukan Kopassus tentang ilmu kanuragan tersebut.

“Tak hanya ilmu kebal senjata saja. Ilmu prana dan ilmu kejut juga saya ajarkan,” ujar ayah yang kini telah dikarunia dua anak itu.

Advertisement

Soal ilmu kejut ini, jelas Eko, ialah kekuatan untuk menghalau lawan. Ilmu ini bisa membuat lawan terpental beberapa meter karena seperti disengat listrik ribuan watt ketika akan menyentuh tubuh.

“Mungkin ada yang menyebutnya ilmu lembu sekilan. Jadi, lawan tak bisa mendekati,” paparnya.

Seperti deketahui, beberapa hari terakhir, Madiun Pos sempat menemui atraksi Eko di Pasar Jiwan, salah satu pasar di tepi jalan raya Solo-Madiun. Di sana, Eko menghibur masyarakat dengan atraksi ekstrem. Ia menyanyat tubuhnya dengan sebilah pedang tajam. Ia juga merobek mulutnya dengan sebilah pisau tajam. Namun, semuanya berakhir tanpa luka sama sekali. Ia berhasil menghibur lantaran masyarakat histeris menyaksikan atraksi berbahaya itu.

Advertisement

Eko mengaku memelajari ilmu kanuragan itu di Banten ketika usianya masih 28 tahun. Lelaki kelahiran asli Ponorogo ini memelajari ilmu tersebut sebagai upaya melestarikan warisan budaya bangsa yang kini banyak ditinggalkan orang.

“Ilmu seperti ini selama untuk kebaikan, menghibur orang, menolong orang, insyallah tak akan mencelakai diri sendiri,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif