Soloraya
Kamis, 16 April 2015 - 18:35 WIB

BANJIR SRAGEN : 500 Rumah di Sragen Terendam Air 4 Meter

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas membersihkan lumpur di rumah warga Dukuh Jambu, Desa Kebonromo, Kamis (16/4/2015). 500 rumah di Sragen terendam air setinggi 4 meter. (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Banjir Sragen kali ini terjadi akibat luapan air Sungai Murong, setelah hujan mengguyur Soloraya, Rabu (15/4/2015) malam.

Solopos.com, SRAGEN — Sedikitnya 500 rumah di tiga kecamatan di wilayah Sragen terendam air setinggi 4 meter selama 5 jam, Kamis (16/4/2015). Banjir berasal dari Sungai Murong yang meluap akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa jam.

Advertisement

Menurut informasi yang dihimpun Solopos.com, air Sungai Murong yang berlokasi di dekat Dukuh Jambu meluap mulai Rabu (15/4/2015) malam. Luapan air tersebut kemudian masuk ke perkampungan warga dan merendam rumah sekitar pukul 00.00 WIB.

Air setinggi 4 meter tersebut menggenangi rumah warga selama 5 jam. Setelah itu, sekitar pukul 05.00 WIB, air tersebut mulai surut. Pada Kamis pagi, puluhan warga dan puluhan petugas dari aparat TNI dan Polri bergotong royong membersihkan rumah warga yang kemasukan air dan lumpur. Masih terlihat lumpur di dalam rumah warga tersebut, bahkan di jalan-jalan.

Advertisement

Air setinggi 4 meter tersebut menggenangi rumah warga selama 5 jam. Setelah itu, sekitar pukul 05.00 WIB, air tersebut mulai surut. Pada Kamis pagi, puluhan warga dan puluhan petugas dari aparat TNI dan Polri bergotong royong membersihkan rumah warga yang kemasukan air dan lumpur. Masih terlihat lumpur di dalam rumah warga tersebut, bahkan di jalan-jalan.

Pemkab Sragen membantu dengan mengerahkan satu mobil pemadam kebakaran untuk menyemprotkan air di rumah dan jalan yang masih tertutup lumpur. Puluhan warga juga terlihat mengeluarkan perkakas rumah tangga dan sejumlah barang elektronik dan menjemurnya di luar rumah.

Seorang warga RT 009 Dukuh Jambu, Andi, 27, menceritakan air masuk rumah warga sekitar pukul 00.00 WIB. Air masuk dengan cepat sehingga dirinya tidak bisa menyelematkan barang-barang elektroniknya. Setelah itu, ia beserta keluarganya langsung keluar rumah dan mencari lokasi yang lebih aman.

Advertisement

Dia juga mengatakan selain merusak barang elektronik miliknya yang ditotal mencapai Rp4 juta. Banjir tersebut juga telah meretakkan dinding rumah, dan membuat rumah menjadi ambles. “Ini banjir yang paling parah dalam Sembilan tahun terakhir, pada 2007 banjir lebih parah,” kata dia.

Ketua RT 009 Dukuh Jambu, Slamet Mulyono, di dukuh tersebut ada sebanyak 54 rumah yang terendam air. Pada waktu air mulai membanjiri permukiman, sebagian warga naik ke atap rumah mereka.

Dia juga mengatakan pada waktu itu petugas melakukan evakuasi sekitar pukul 03.00 WIB dengan alat seadanya. Bahkan, petugas memotong batang pisang untuk menyelematkan warga ke dataran yang lebih tinggi.

Advertisement

“Saat ini warga masih ada yang mengungsi. Kami meminta kepada bupati untuk membantu pengadaan ban dan perahu yang ditempatkan di dukuh itu. Selama ini, Dukuh Jambu menjadi langganan banjir, tentu alat itu sangat membantu untuk evakuasi,” jelasnya.

Kepala Kesbangpolinmas Sragen, Giyadi, mengatakan di Desa Kebonromo ada sembilan RT atau 343 keluarga yang rumahnya terendam air. Di Desa Bener, ada satu RT yang terdiri atas 21 rumah yang terendam. Banjir juga menghancurkan kandang kamping di Dukuh Jambu dan dua kambing milik warga hanyut terbawa arus air.

“Kami membuat dapur darurat di lokasi bencana, karena dapur milik warga tidak bisa dipergunakan,” ujarnya saat mengunjungi lokasi bencana, Kamis.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif