News
Rabu, 15 April 2015 - 08:39 WIB

Harga Produk Pertanian di DIY Turun

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panen padi di Desa Langenharjo, Grogol, Sukoharjo, Selasa (24/3/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Harga produk pertanian di DIY turun selama Maret 2015

Harianjogja.com, JOGJA- Nilai Tukar Petani (NTP) di DIY selama Maret 2015 kemarin mengalami penurunan 1,29% dibanding indeks bulan sebelumnya.

Advertisement

Hal ini dipicu penurunan indeks harga produk pertanian yang diterima petani sebesar rata-rata 0,81%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, angka NTP Maret 2015 di DIY hanya bertahan pada poin 99,48 atau menurun dari bulan sebelumnya (NTP 100,79).

Penurunan angka NTP tersebut terjadi pada semua subsector. Penururnan terbesar terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 2,16%. Diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat yang turun 1,57% dan subsektor peternakan turun sebesar 0,97%.

Advertisement

“Sementara, subsektor perikanan turun 0,66 persen dan subsektor hortikultura turun 0,50 persen,” kata Kepala BPS DIY, Bambang Kristianto, belum lama ini.

Adapun indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari berbagai komoditas pertanian. Secara umum, pada Maret 2015, It di DIY mengalami penurunan sebesar 0,81% hingga anjlok ke poin 115,62 dibanding bulan sebelumnya yang berada pada kisaran 116,57.

Subsektor tanaman pangan menjadi wilayah yang mengalami penurunan terbesar, yakni 1,59%. Diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat (turun 1,09%), peternakan (0,50%), perikanan (0,49%) dan hortikultura (0,06%).

Advertisement

“Fluktuasi harga barang dan jasa terlihat dari Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di wilayah DIY yang mengalami kenaikan 0,49 persen dari 115,66 menjadi 116,22. Kenaikan indeks ini terjadi pada semua subsektor dengan angka terbesar berada di subsektor tanaman pangan yakni 0,58 persen,” jelas Bambang.

Mengekor di belakangnya subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 0,49%, subsektor peternakan 0,47%, hortikultura 0,44% dan subsektor perikanan naik sebesar 0,17 %.

“Kenaikan indeks tertinggi pada subsektor tanaman pangan disebabkan naiknya harga beberapa komoditi barang konsumsi rumah tangga seperti bawang merah, bensin, cabe rawit dan beras,” tambah Bambang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif