Sebanyak 200 penunggu pasien di RSUP Sardjito menerima bantuan biaya hidup dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dan PT Berlico Farma
Harianjogja.com, JOGJA- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dan PT Berlico Farma menyerahkan bantuan biaya hidup bagi pasien kurang mampu dan penderita kanker di RSUP Dr. Sardjito.
Sebanyak 200 pasien menerima bantuan dana masing-masing sebesar Rp750.000 dari program corporate sosial responsibility (CSR) tersebut.
Direktur Utama RSUP Sardjito Mochammad Syafak Hanung mengatakan, meski saat ini ada program BPJS Kesehatan namun keluarga pasien bukan berarti tidak mengeluarkan biaya sedikitpun.
Sebab, biaya living cost atau biaya hidup selama menunggu pasien dirawat juga tidak sedikit.
Sebab, biaya living cost atau biaya hidup selama menunggu pasien dirawat juga tidak sedikit.
“Bahkan ada keluarga pasien yang terpaksa menjual asset atau hutang sana sini selama menunggu keluarganya,” ujarnya di sela penerimaan dana CSR dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dan PT Berlico Farma, Selasa (14/4/2015).
Penjualan asset tersebut, lanjut Syafak, bukan hanya untuk membeli obat (yang tidak ditanggung BPJS) tetapi juga untuk kebutuhan hidup selama menunggu pasien.
“Sebagai rumah sakit rujukan, memang tidak semua pasien tercover bantuan. Namun setidaknya ini memberi inspirasi [bagi perusahaan lain] untuk melakukan program yang sama,” tandasnya.
Sementara, Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan, sejatinya ide pemberian bantuan living cost tersebut sudah ada sejak lama.
Saat itu, cerita dia, banyak informasi yang masuk dari istri dan teman-temannya terkait pasien yang tidak bisa pulang setelah berobat. “Mereka juga harus harus melakukan terapi atau kemoterapi. Ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” tuturnya.
Menurutnya, bantuan biaya hidup untuk pasien tersebut baru dimulai dari Jogja. Selanjutnya, pihaknya juga akan berkeliling ke sejumlah rumah sakit di daerah lain secara bergilir mulai Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Bandung dan Jakarta.
Tentu saja, sambungnya, semua donasi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien masing-masing RS.
“Ini seperti Program operasi katarak yang kami lakukan. Memang tidak bisa membantu semuanya karena yang belum menerima lebih banyak,” ujar Irwan.
Dari 200 pasien yang disasar, masing-masing menerima sebanyak Rp750.000 dengan total donasi sebesar Rp150 juta. Selain pasien, donasi juga diberikan untuk Yayasan Kanker Anak di Jogja sebesar Rp50 juta dan Rumah Singgah sebesar Rp50 juta.
“Saya bersyukur dengan bantuan ini. Setidaknya memberi keringanan kepada saya. Soalnya utang saya sudah banyak,” ucap Asrianti, 31, warga Banjarnegara, Jawa Tengah.
Asrianti menjelaskan, sudah 20 hari dia menunggu anaknya, Aurelia, 2,5, yang menderita Leukemia. Biaya yang ditanggung, tidak sedikit. “Rp100 juta ada. Sudah banyak hutang saya,” ujarnya sambil menahan tangis.