Jogja
Senin, 13 April 2015 - 09:20 WIB

BANGUNAN CAGAR BUDAYA : Peninggalan Belanda, Ini Cara Lestarikan Los di Pasar Pleret.

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ekskavasi Kedaton Pleret JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Bangunan cagar budaya yang juga menjadi los perdagangan dipertahankan.

Harianjogja.com, BANTUL – Pemerintah Kabupaten Bantul mempertahankan los pasar peninggalan zaman Belanda di kawasan Pasar Pleret karena sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB).

Advertisement

“Ada empat unit bangunan peninggalan Belanda berupa los dengan tiang di tengah, yang dalam pekerjaan rehab Pasar Pleret kemarin tidak diubah, dan tetap ada seperti semula,” kata Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul Slamet Santosa di Bantul, Minggu (12/4/2015).

Menurut dia, belum lama ini pihaknya telah selesai merehab bangunan Pasar Pleret dengan anggaran sebesar Rp3,3 miliar, rehab pasar tradisional tersebut dilakukan karena kondisi pasar lama memprihatinkan seperti becek saat turun hujan.

Ia mengatakan, tidak ada perubahan desain yang signifikan antara pasar lama dengan pascarehab, karena selain memperbaharui bangunan juga meninggikan lantai dan atap, agar air dari luar pasar saat turun hujan tidak masuk ke kompleks pasar.

Advertisement

“Kalau maunya semua bangunan diubah dengan menyesuaikan bangunan baru, namun karena (empat los) merupakan bangunan cagar budaya, sehingga tidak diubah, meskipun terlihat jomplang karena ketinggian lantai beda,” katanya.

Namun demikian, kata dia, bangunan cagar budaya yang tiap los berukuran sekitar lima kali sepuluh meter tersebut kondisinya masih layak untuk ditempati pedagang meskipun usia bangunan termasuk rangka besi untuk memperkuat bangunan sudah puluhan tahun.

“Kondisinya masih bagus meskipun sejak zaman Belanda karena memakai rangka besi yang bagus, cuma modelnya sudah lama, karena sudah puluhan tahun berdiri, dahulu orang menyebutnya los Belanda,” kata Slamet.

Advertisement

Menurut dia, los peninggalan zaman Belanda sebenarnya tidak hanya di Pasar Pleret, di beberapa pasar lain juga masih berdiri, di antaranya di Pasar Sangkeh, Pasar Celeb, Pasar Sungapan, sehingga keberadaan los Belanda itu harus terus dipertahankan.

“Dulunya los di beberapa pasar tersebut dibangun pada masa (penjajahan) Belanda, sebenarnya pernah ada satu yang terlanjur dibongkar karena belum tahu, sehingga waktu itu dikembalikan ke Dinas Kebudayaan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif