Soloraya
Minggu, 12 April 2015 - 21:50 WIB

FESTIVAL BENGAWAN SOLO : Getek Wali Kota Rudy Ambrol, Parade Tetap Meriah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta Parade Getek Hias menyusuri sungai Bengawan Solo pada acara Festival Bengawan Solo 2015 di Kampung Suwu, Jebres, Solo, Minggu (12/4/2015). Festival yang menjadi agenda tahunan Pemkot Solo tersebut digelar untuk menunjukkan potensi wisata di daerah aliran sungai Bengawan Solo. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Festival Bengawan Solo jadi salah satu agenda wisata Solo. Puluhan getek hias mewarnai festival ini.

Solopos.com, SOLO — Festival Bengawan Solo 2015 dilangsungkan sejak Sabtu-Minggu (11-12/4/2015). Wali Kota FX Hadi Rudyatmo membuka Festival Getek yang merupakan bagian Festival Bengawan Solo.

Advertisement

Perahu getek yang disiapkan untuk dinaiki Wali Kota Solo, FX. Hadi Rudyatmo dalam Festival Bengawan Solo 2015 ambrol, Minggu (12/4/2015) pagi. Beruntung ada getek cadangan sehingga acara tetap berlangsung.

Sinergi Travel & Event Management
Graha Solo Raya Lantai I. Jl Slamet Riyadi No 1 Solo- Jateng Telp +62-271) 5843678 – 2144388.
HP 085 70268 6068 Fax +62 271 635936 www.solocitytravelguide.com.
Email info@solocitytravelguide.com marketing@solocitytravelguide.com

Bagian dasar perahu getek sempat terhantam batu hingga akhirnya pondasi dasar ambrol sebagian. Ini terjadi saat getek akan ditarik berlabuh. Beruntung kejadian terjadi sebelum perahu getek masih berada di pinggiran, belum sempat berlabuh ke tengah sungai.

Advertisement

Sejumlah petugas yang ada di lokasi tidak dapat mengatasi kondisi getek yang ambrol. Sebagai gantinya, digunakan perahu getek cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Panitia Festival Bengawan Solo, Mardiyono, Minggu, mengatakan ada sedikit insiden saat menarik perahu getek hingga pelampung perahu lepas saat menabrak batu.

“Tapi tadi aman kok, geteknya belum sempat jalan. Tadi pak Rudy dan jajarannya akhirnya menggunakan perahu cadangan, dan aman sampai finis,”  ujarnya.

Petugas kepolisian dari Polsek dan Poresta Solo, Linmas, serta sejumlah tim Search and Rescue (SAR) berseragam oranye full disiagakan selam berlangsungnya acara.

Advertisement

Koordinator pengamanan dari BPBD Pemprov Jateng, Dono Tumpu, 53, Minggu, mengatakan persiapan pengamanan di sungai sudah dipersiapkan.

“Tim SAR sudah siaga dan ditambahkan. Ada dari SAR UNS, MTA, Lanud Adi Sumarmo, Lima Lawu, tim SAR Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Boyolali, Sukoharjo, dan Solo Rescue. Penumpang di tiap getek dilengkapi dengan pelampung. Sebelum getek berlabuh, kano-kanonya duluan, semua dengan pengawalan,” kata dia.

Getek Hias

Di lokasi finis di Kampung Badran, Pucangsawit, warga sudah harap-harap cemas menunggu iring-iringan perahu getek hias. Hari itu, Minggu (12/4), bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Badran, Pucangsawit, Jebres menjadi lokasi finish iringan getek-getek hias pada Festival Bengawan Solo 2015.

Advertisement

Pagi tadi 23 getek hias berlabuh menyusuri sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo mulai dari kawasan Kampung Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon hingga Kampung Badran, Pucangasawit, jebres.

Sekitar pukul 09.30 WIB, dari arah barat sungai muncul satu buah perahu karet dengan sejumlah tim SAR di atasnya. Alunan gamelan sayup terdengar. Iringan getek cadangan yang ditumpangi Wali Kota Solo diikuti oleh getek-getek hias lainnya mulai terlihat.

Berbusana tradisional lurik dan blangkon, dengan senyum tetap mengembang, Wali Kota Solo Hadi Rudyatmo dan Wakil Wali Kota Solo, Achmad  Purnomo beserta jajaran muspida Kota Solo yang menumpangi getek cadangan tersebut melambaikan tangan menyapa warga.

Pada getek tersebut, satu-persatu gunungan hasil bumi seperti kacang panjang, wortel, jagung, pare, terong, sawi, nanas, semangka, serta sejumlah sayur dan buah lainnya dilempar, dibagikan ke warga.

Advertisement

Wali Kota Solo, FX. Hadi Rudyatmo, kemudian menyerahkan secara simbolis 250 paket sembako kepada warga miskin dan sejumlah sepeda kepada anak-anak.

Dia mengutarakan harapannya agar Sungai Bengawan Solo dapat kembali seperti dulu dan berkembang menjadi wisata air seperti di Jepang. “Saat ini memang belum bisa langsung diterapkan. Kami masih terus mengupayakan promosi dan pembenahan-pembenahan,” ungkapnya.

Hiburan Warga

Di luar insiden tersebut, unik dan menghibur, itulah kesan yang dilontarkan Siti Asrof, 55, warga RT 003/RW 002 Losari, Semanggi, Pasar Kliwon saat menyaksikan deretan getek-getek hias diberangkatkan dari Kampung Ngepung.

“Senang rasanya bisa melihat getek-getek hias lagi. Tiap tahun hiasannya berbeda-beda. Kali ini banyak yang unik,” katanya sambil menunjuk ke arah sebuah getek dengan hiasan replika kuda besar dan patung Pangeran Diponegoro di atasnya. Para penumpangnya, berseragam lurik hijau pupus dan bersorban, duduk rapi dikelilingi ornamen rumput.

Ada juga getek dengan kolaborasi hiasan ikan koi, patung raja Jawa, lampion, dan gunungan pangan dari Kelurahan Sudiroprajan, Jebres.

Advertisement

Menurut Ketua Pokdarwis Sudiroprajan, Tomy Prihartanto, 35, hiasan-hiasan tersebut menggambarkan Kelurahan Sudiroprajan yang selalu mengusung keberagaman.

Selain parade getek hias dan kano, festival Bengawan Solo 2015 juga diramaikan dengan panggung hiburan dan 40 stan bazaar aneka produk unggulan Usaha Mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Dinas Koperasi Kota Solo, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, dan dari UMKM perwakilan tiap RW se-Kecamatan Jebres.

Berbagai produk mulai dari batik, kuliner tradisional, kerajinan tangan hasil daur ulang berbagai jenis plastik dan kertas, hingga stan kerajinan akik dari Kelurahan Jagalan ada di sana.

“Tidak hanya menampilkan koleksi, kami memberikan gambaran kepada warga bagaimana proses pembuatan akik mulai dari bongkahan batu hingga menjadi bentuk-bentuk yang seperti sekarang ini,” ujar Redy Manata, pengrajin akik asal Jagalan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif