News
Sabtu, 11 April 2015 - 04:20 WIB

UN 2015 : Satu Siswa Diperkirakan Batal Ikut UN

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

UN 2015, diperkirakan satu siswa di Wates tidak mengikuti ujian.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Setidaknya sudah tercatat tiga siswa SMA/SMK calon peserta Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Kulonprogo yang sedang dalam karena sakit. Satu siswa bahkan diperkirakan sama sekali tidak mampu mengikuti UN karena masih perawatan intensif di rumah sakit.

Advertisement

Kasubag Perencanaan Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo, Taryono mengungkapkan, ada dua siswa SMK Negeri 1 Pengasih dan satu siswa SMA Negeri 1 Sentolo yang dilaporkan sedang dalam kondisi sakit.

“Satu siswa dari SMA Negeri 1 Sentolo malah mungkin tidak ikut ujian karena masih perawatan di Rumah Sakit Grhasia,” kata Taryono kepada Harianjogja.com, Jumat (10/4/2015).

Siswa tersebut pada dasarnya berhak mengikuti UN susulan pada 20-23 April 2015 mendatang. Namun, semuanya tetap tergantung dari kondisi kesehatannya.

Advertisement

“Kalau tidak bisa [ikut UN susulan], mengulang lagi dan ikut tahun depan,” ucapnya kemudian.

Taryono lalu mengatakan, dua siswa SMK Negeri 1 Pengasih yang juga dinyatakan sakit diperkirakan masih mampu mengikuti UN. Namun, keduanya akan menempuh ujian manual meskipun SMK Negeri 1 Pengasih menerapkan UN bersistem Computer Based Test (CBT).

Pengawas khusus bagi dua siswa SMK Negeri 1 Pengasih juga sudah disiapkan. Namun, Dindik Kulonprogo masih menunggu kondisi terakhir siswa bersangkutan, apakah memang harus ujian di rumah atau tetap di sekolah meski menggunakan ruangan khusus.

Advertisement

“Kemarin mintanya tetap di sekolah tapi nanti tergantung kondisi anak pada hari Senin besok. Kalau bisa ke sekolah ya di sekolah saja. Kalau minta di rumah ya kami kirimkan pengawas ujian ke rumahnya,” ujar Taryono menjelaskan.

Jika UN benar-benar diadakan di rumah siswa yang sakit, satu siswa akan ditunggui dua orang pengawas. “Aturannya memang satu ruangan ada dua pengawas. Nanti kalau ternyata mereka ujian di sekolah dalam satu ruangan, berarti dua anak itu akan ditunggu dua orang pengawas juga,” papar Taryono.

Sebelumnya, Wakil Kepala Bidang Humas SMK Negeri 1 Pengasih, Supriyanto mengatakan, ada dua siswa yang tidak bisa ikut UN CBT karena sakit. Keduanya sudah diizinkan untuk mengerjakan UN secara manual atau Paper Based Test (PBT). Mereka juga diperkirakan tidak sanggup ke sekolah sehingga akan menjalani UN di rumah masing-masing.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif