News
Sabtu, 11 April 2015 - 04:10 WIB

KISAH UNIK : Suami Perkosa dan Bunuh 22 Orang, Wanita Ini Tetap Cinta...

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mikhail Popkov dan Elena Popkov saat muda (Mirror.co.uk)

Kisah unik kali ini datang dari seorang wanita dari Angarsk, Siberia, Rusia.

Solopos.com, ANGARSK — Mikhail Popkov, 50, mantan perwira polisi Siberia, dijatuhi hukuman mati karena dituduh memperkosa dan membunuh 22 wanita. Uniknya, sang istri, Elena Popkova, 48, mengaku masih mencintainya dan tak ingin menceraikan sang suami.

Advertisement

Sebagaimana dilansir Mirror, Kamis (9/4/2015), Elena mengaku ia akan terus mendukung sang suami meskipun Mikhail dinyatakan bersalah atas aksi pemerkosaan dan pembunuhan. “Saya masih mencintai suami saya yang memperkosa dan membantai 22 wanita,” kata Elena.

Mikhail beralasan, aksi pembantaian yang ia lakukan tersebut untuk membersihkan wilayah Angarsk, Rusia dari wanita pelacur. Alasan Mikhail inilah yang membuat Elena tetap percaya dan mendukung suaminya.

“Kami telah menikah selama 28 tahun. Jika saya menduga sesuatu yang salah, tentu saja, saya akan bercerai dengannya. Saya mendukung dia [Mikhail], saya percaya kepadanya. Jika ia akan dihukum sekarang, saya tidak akan mengatakan apa-apa dan kami akan terus hidup bersama,” kata Elena.

Advertisement

Mikhail disangka polisi setempat melakukan pembunuhan berantai. Atas aksi tragis yang dilakukan Mikhail itu, ia menyandang julukan Manusia Serigala.

Senada dengan Elena, putri Mikhail Popkov, Katya, 27, menyatakan tak percaya ayahnya melakukan hal bengis, seperti pemerkosaan dan pembunuhan. “Saya tidak percaya semua ini. Saya selalu merasa saya adalah gadis ayah,” ujar Katya.

“Selama 25 tahun kami bersama-sama, bergandengan tangan. Kami jalan-jalan, naik sepeda, pergi ke toko-toko, dan ia menjemput saya di sekolah. Kami berdua mengumpulkan model mobil, sehingga kami memiliki hobi yang sama,” lanjut Katya.

Advertisement

Katya juga mengatakan ia ingin menjadi kriminolog agar dapat membukti bahwa ayahnya tidak bersalah. “Saya ingin menjadi kriminolog, jadi saya membaca buku dengan tips bagaimana peneliti menangkap pembunuh berantai dan ada juga klasifikasi dasar [tentang pembunuh]. Ayah tidak pantas dituduh seperti ini, dia [Mikhail] tidak terlihat seperti penjahat,” tandas Katya.

Sebelumnya, Mikhail Popkov, ditangkap pada 2012, setelah pihak penyidik melakukan serangkaian tes deoxyribose nucleic acid (DNA). Melalui tes tersebut, pihak penyidik menemukan kecocokan DNA Mikhail dengan bukti pembunuhan yang telah ditemukan.

Meski telah dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan, Mikhail sempat berujar kepada putrinya bahwa semua tuduhan yang ditujukan kepadanya hanya suatu intrik dalam sistem kepolisian, “Katya, kamu memahami bahwa semua ini [tuduhan] hanya dongeng. Ini adalah sistem, aku telah bekerja di dalamnya, jadi aku tahu sistem ini dengan baik.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif