Soloraya
Jumat, 10 April 2015 - 03:10 WIB

KUNJUNGAN KERJA : Legislator Sukoharjo Kunker di Bali, Warga Kecewa

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Reuters)

Kunjungan kerja anggota DPRD Sukoharjo ke Bali membuat warga kecewa, apalagi hal itu dilakukan saat banyak masyarakat kesulitan ekonomi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga Sukoharjo menilai kunjungan kerja (kunker) 45 anggota DPRD ke Bali mencerminkan mereka tidak peka terhadap kesulitan masyarakat yang saat ini tengah menghadapi berbagai persoalan ekonomi. Bahkan ada yang menganggap perilaku para legislator tersebut telah mencederai kepercayaan masyarakat.

Advertisement

Menurut warga Ngabeyan, Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Joko Cahyono, 50, Kamis (9/4/2015), kunker para legislator ke Pulau Dewata merupakan hal yang ironis. Pada satu sisi masyarakat sedang menghadapi dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat rakyat semakin “menjerit”. Betapa tidak, kata dia, saat ini harga sembilan bahan pokok (sembako) semakin mahal. Belum lagi, lanjut Joko, ada banyak petani yang mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi.

Namun, kondisi tersebut tidak membuat para wakil rakyat tersentuh untuk selanjutnya bertindak agar masyarakat terlepas dari kesulitan tersebut. Mereka, lanjut dia, justru “dolan” ke Bali menikmati kemewahan. Joko menilai para anggota DPRD tidak peka terhadap realitas masyarakat.

“Lalu apa faedahnya kunker jauh-jauh? Apa pernah manfaatnya dirasakan masyarakat? Kan tidak. Justru ini menghambur-hamburkan uang rakyat saja. Saya kecewa berat,” ucap Joko saat dihubungi Solopos.com.

Advertisement

Dia meminta para legislator memberi penjelasan kepada masyarakat apa manfaat kunker ke Bali jika telah kembali ke Sukoharjo. Menurut dia masyarakat sangat ingin tahu hasil kinerja para wakil rakyat. Joko menilai hal itu sangat beralasan karena rakyat lah yang memilih mereka.

“Kunker itu kerjaan rutin anggota dewan. Tapi anehnya hasil kunker tidak pernah disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi itu perlu biar masyarakat tahu, ini hlo hasil kunker,” imbuh Joko.

Warga Jombor Indah, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Prastyo, 28, merasa menyampaikan kritik tidak berguna lagi karena anggota DPRD sudah resistensi terhadap masukan, kritikan, dan sejenisnya. Sehingga, kata dia, tak aneh jika wakil rakyat selalu mengulangi kunker meski masyarakat banyak yang menganggap mereka hanya membuang uang rakyat.

Advertisement

“Kualitas manusia para legislator dari periode ke periode sama saja. Sepedas apa pun kritikan masyarakat mereka tidak menggubris. Masalah kunker selalu ada, kritikan juga terus dikemukakan. Tapi hasilnya kan tetap ada kunker, tetap membuang-buang anggaran,” kata Prastyo.

Sementara itu Ketua Forum Lintas Aktivis Sukoharjo (FLAS), Bambang Hermanto, menyebut kunker ke Bali sudah menjadi rutinitas wisata anggota DPRD Sukoharjo sejak dulu. Menurut dia kunker itu telah mencederai kepercayaan masyarakat yang menaruh harapan besar kepada mereka. Terpisah, Sekretaris DPRD Sukoharjo, Sriyono, tidak menjawab saat ditanya anggaran kunker. Seperti diketahui 45 legislator kunker ke Bali untuk studi komparasi rapat panitia khusus (pansus) APBD 2014, Rabu-Jumat (8-10/4/2015).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif