Soloraya
Selasa, 7 April 2015 - 03:10 WIB

PERTANIAN KLATEN : Tanggul Jebol, 2 Hektare Sawah Tak Produktif

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanggul jebol

Pertanian Klaten khususnya di Desa Planggu terkendala dengan tanggul yang jebol. Akibat jebolnya tanggul, dua hektar sawah tak produktif.

Solopos.com, KLATEN — Petani di Dukuh Karanganyar, Desa Planggu, Kecamatan Trucuk mendesak Pemkab Klaten segera memperbaiki kerusakan tanggul sawah di wilayah mereka. Akibat kerusakan tersebut, dua hektare sawah tak bisa ditanami karena selalu terendam banjir aliran anak Kali Dengkeng.

Advertisement

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani Dukuh Planggu, Sumpono, 70, mengatakan kerusakan tanggul terjadi sejak Desember 2013 lalu akibat terjangan banjir. Sejak itu, belum ada perbaikan. Tanggul yang jebol panjangnya sekitar 50 meter.

“Setelah tanggul jebol, lahan di sekitar tanggul sudah tidak lagi bisa ditanami,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (6/4/2015). Kondisi ini menyebabkan pemilik sawah mengalami kerugian hingga Rp75 juta.

Pemerintah Desa Planggu tidak mampu memperbaiki tanggul tersebut karena tak memiliki anggaran. Kepala Urusan Umum Desa Planggu, Sukirdi, mengatakan ia telah melaporkan jebolnya tanggul tersebut ke Pemkab sejak kali pertama kejadian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten dan Dinas Pertanian Klaten sempat melakukan survei ke lokasi.

Advertisement

“Setelah survei pada awal 2014, sampai sekarang belum ditindaklanjuti lagi,” ujarnya.

Sukirdi mengatakan warga berupaya menanami pohon bambu di tanggul yang jebol untuk menahan luapan air. “Tapi tetap tidak bisa menahan banjir,” ungkap Sukirdi yang mengatakan pembuatan tanggul tersebut memakan biaya Rp130 juta.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif