Soloraya
Selasa, 7 April 2015 - 02:10 WIB

PERTANIAN KLATEN : Dua Kali Gagal Tanam, Petani Planggu Kehabisan Modal

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah terendam banjir. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian Klaten khususnya di Desa Planggu terkendala lantaran beberapa petani kehabisan modal.  

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah petani di Desa Planggu, Kecamatan Trucuk, Klaten kehabisan modal untuk menanami sawah mereka setelah dua kali diterjang banjir anak Kali Dengkeng. Banjir kali terakhir menggenangi lahan mereka pada Jumat (3/4/2015) setelah hal yang sama terjadi pada Minggu (29/3/2015).

Advertisement

Hal ini mengakibatkan petani mengalami dua kali gagal tanam. Banjir akibat luapan anak Kali Dengkeng ini menyebabkan sekitar sepertiga dari total 140 hektare, atau sekitar 46 hektare sawah gagal tanam pada musim tanam (MT) kedua ini.

Salah satu petani, Sumardi, 70, mengatakan banjir yang menggenangi sawah ketinggiannya mencapai 1 meter. Benih padi yang sudah ditanam akhirnya membusuk akibat banjir tersebut. Sampai Senin (6/4/2015), banjir juga terlihat masih menggenangi sebagian sawah, meski ketinggiannya hanya sekitar lutut.

“Mau menanam lagi sudah tidak ada modal, makanya dibiarkan dulu saja,” ungkapnya ketika ditemui Solopos.com di sawahnya, Senin (6/4/2015).

Advertisement

Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani Dukuh Planggu, Sumpono, 70, hingga kemarin belum ada bantuan dari Pemkab Klaten sejak petani mengalami gagal tanam. Ia berharap Pemkab memberi bantuan benih padi untuk mengurangi kerugian petani.

“Saya sudah melapor ke Unit Pelaksana Teknis Dinas [UPTD] Pertanian Pedan di Trucuk hari ini [Senin, (6/4/2015)],” ujar warga Dukuh Planggu RT 002/RW 001, Desa Planggu ini.

Kepala Urusan Umum Pemerintah Desa Planggu, Sukirdi, mengatakan banjir selalu terjadi setiap kali hujan lebat turun. Hal ini dikarenakan sedimentasi anak Kali Dengkeng sudah parah sementara rencana normalisasi tak kunjung terealisasi. “Sekitar dua bulan lalu petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo sudah melakukan survei, tapi belum ada kelanjutannya,” ungkap dia.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif