Jogja
Minggu, 5 April 2015 - 23:20 WIB

HARGA ELPIJI : UKM Bersiap Beralih Ke Kayu dan Arang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi arang (antara)

Harga elpiji 12 Kg yang melambung dan stok yang langka mendorong pelaku usaha beralih ke kayu dan arang.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kenaikan harga elpiji 12 kilogram mendapatkan reaksi berbeda dari pemilik warung makan. Ada yang beralih ke elpiji tiga kilogram, ada pula yang bersiap beralih ke arang dan kayu bakar.

Advertisement

Salah satu penjual makanan di Pantai Kukup, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari Wastini mengatakan, ia memang belum merasakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram karena stok yang ia miliki masih ada. Menurutnya, terakhir ia membeli seharga Rp143.000.

“Sebetulnya naik tidak apa-apa asal barangnya ada. Tapi, jangan sampai naiknya terlalu banyak,” ungkap dia di Pantai Kukup, Jumat (3/4/2015).

Ia mengakui, banyak rekan-rekannya sesama pedagang makanan beralih ke elpiji tiga kilogram. Menurutnya, mereka bisa menghemat hingga Rp20.000 jika beralih ke gas melon. Namun, Wastini mengaku akan bertahan menggunakan elpiji 12 kilogram.

Advertisement

“Penggunaannya seirit mungkin. Saya juga akan lebih banyak memakai kayu bakar dan arang agar bisa lebih hemat,” ujar dia.

Ia mengatakan, jika elpiji 12 kilogram kembali naik dan menembus harga Rp175.000, ia akan beralih ke arang dan kayu bakar. Menurutnya, pedagang sangat tergantung pada elpiji 12 kilogram. Masa penggunaannya antara 10 hari hingga 14 hari.

“Jika naik terus sampai sangat mahal, saya tidak mau pusing. Saya masih bisa memakai arang dan kayu bakar,” ujar dia.

Advertisement

Sementara, kenaikan harga elpiji 12 kilogram dinilai mempengaruhi konsumsi elpiji tiga kilogram. Salah satu pengecer elpiji tiga kilogram di Desa Kepek, Kecamatan Wonosari Gunarto mengatakan, biasanya, warga membeli elpiji satu atau dua tabung.

“Tapi, setelah ada kenaikan elpiji 12 kilogram ada yang membeli sampai 10 tabung,” ungkap dia.

Bahkan, lanjut dia, jika diijinkan, pembeli tersebut bersedia membeli semua elpiji tiiga kilogram miliknya. Namun, ia menolak tawaran tersebut karena tidak ingin tetangganya kesulitan mendapatkan elpiji.

“Untuk harga, masih Rp18.000 per tabungnya,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif