News
Minggu, 5 April 2015 - 00:00 WIB

FENOMENA ALAM : Gerhana Bulan, Ini Alasan Blood Moon Tak Terlihat

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gerhana bulan total yang membuat warna bulan menjadi merah darah pada Sabtu (4/4/2015) malam tak begitu terlihat dengan baik di kota Solo, Hal tersebut dikarenakan adanya awan tipis sehingga menggangu pengelihatan. (Sunaryo HB/JIBi/Solopos)

Fenomena alam berupa gerhana bulan total terjadi Sabtu (4/4/2015). Gerhana ini ditunggu banyak masyarakat lantaran ada saat blood moon atau saat bulan berwarna merah darah.

Solopos.com, SOLO — Gerhana bulan total dengan fenomena blood moon-nya yang muncul pada Sabtu (4/4/2015) tidak tampak jelas di Solo.

Advertisement

Observatorium Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Solo menggunakan tujuh teleskop, yakni dua teleskop digital dan lima teleskop manual untuk mengamati gerhana bulan total pada Sabtu (4/4/2015).

Pengamatan dimulai sejak pukul 17.00 WIB. Namun, hingga pukul 19.00 WIB gerhana bulan total belum terlihat. Bahkan pengamatan menggunakan teleskop pun terhalang awan mendung.

Kepala UPT Perpustakaan Laboratorium dan Astronomi PPMI Assalaam Solo, A. R. Sugeng Riyadi, menuturkan faktor utama yang menyebabkan gerhana bulan total tidak nampak adalah mendung. Padahal dia memprediksi awal gerhana bulan sebagian pada pukul 17.15 WIB, pukul 18.54 WIB adalah awal gerhana bulan total, pukul 19.01 WIB adalah puncak gerhana bulan total, pukul 19.06 WIB adalah akhir gerhana bulan total, dan akhir gerhana bulan sebagian pada pukul 20.45 WIB.

Advertisement

“Bulan mulai kelihatan itu pukul 17.55 WIB. Andai cerah itu kelihatan (gerhana bulan total). Tetapi ini nihil sampai pukul 19.00 WIB. Faktor utama mendung. Gerhana bulan total hanya terjadi selama beberapa saat. Lepas dari jam 19.00 warna merah akan mengecil lalu hilang (bulan biasa),” kata Sugeng saat ditemui wartawan di sela-sela mengamati gerhana bulan total di lantai 5 gedung utama PPMI Assalaam, Sabtu.

Pantauan Solopos.com, gerhana bulan total mulai tampak di langit sekitar pukul 19.20 WIB. Namun, menurut Sugeng hal itu wajar. Gerhana bulan total telah lepas fase puncak sehingga terlihat di langit.

“Ini fase umbra. Warna bulan sudah tidak merah lagi. Perlahan menjadi putih sehingga dapat menembus awan mendung. Fase puncak itu dimulai pukul 19.02 WIB,” tutur dia.

Advertisement

Sementara itu Club Astronomi Santri Assalaam (CASA) menggelar nonton bareng gerhana bulan total di lantai lima gedung utama PPMI Assalaam, Sabtu, sejak pukul 17.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Mereka tidak memungut biaya.

Sejumlah orang dari warga sekitar PPMI Assalaam maupun dari wilayah lain memanfaatkan momen tersebut. Mereka mengambil kesempatan melihat simulasi penemuan benda-benda langit dan menggunakan teleskop untuk melihat bintang maupun gerhana bulan total.

Seperti mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Nurus Sa’adah, 19. Mahasiswa yang duduk di semester 4 Jurusan Muamalah Fakultas Syariah IAIN Surakarta ini datang ke PPMI Assalaam bersama teman-temannya.

Dia mengaku mendapat tugas dari kampusnya untuk melihat gerhana bulan total. “Praktikum melihat gerhana. Kami harus membuat laporan. Ini pengalaman kali pertama melihat gerhana bulan total menggunakan teropong. Meskipun tidak kelihatan penuh karena tertutup mendung. Ini pengalaman menyenangkan. Saya datang sejak pukul 18.00 WIB,” ujar dia saat ditemui Solopos.com seusai melihat gerhana bulan menggunakan teleskop.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif