News
Sabtu, 4 April 2015 - 14:15 WIB

Elpiji 12 Kg Naik Rp8.000/tabung, Migrasi ke Gas Melon Diprediksi Minim

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 12 kg (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Elpiji 12 kg diperkirakan tak akan ditinggalkan meskipun harganya naik Rp8.000/tabung.

Solopos.com, SOLO — Harga elpiji 12 kg naik sekitar Rp8.000 untuk wilayah Solo yang efektif berlaku pada Rabu (1/4/2015). Namun kenaikan ini dinilai tidak akan banyak menyebabkan migrasi konsumen.

Advertisement

Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 12 Kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Tien Suprapto, mengatakan saat ini harga jual elpiji 12 kg di tingkat agen senilai Rp141.200 per tabung dari sebelumnya Rp133.200 per tabung.

Menurut dia, konsumen hanya menanyakan kenaikan harga. Hal ini karena masyarakat sudah mengatahui elpiji 12 kg bukan merupakan barang subsidi dan bisa berubah sewaktu-waktu. Meski begitu, dia mengaku banyak pelanggan yang tidak tahu tentang kenaikan harga yang mulai diberlakukan tiga hari yang lalu.

Salah satu pemilik pangkalan yang enggan disebut namanya, mengatakan saat ini penjualan elpiji 12 kg turun dari biasanya 7 tabung-8 tabung per hari menjadi dua tabung per hari. Bahkan pada Rabu lalu, pihaknya sama sekali tidak menjual elpiji 12 kg.

Advertisement

“Saat ini saya menjual dengan harga Rp145.000 per tabung yang merupakan HET [harga eceran tertinggi] yang ditentukan Pertamina. Awal kenaikan memang biasanya penjualan turun karena konsumen syok. Tapi dua pekan kemudian, penjualan akan naik lagi,” jelasnya kepada Solopos.com, Jumat (3/4/2015).

Sementara itu, Kabid Elpiji 3 Kg Hiswana Migas Soloraya, Budi Prasetyo, mengatakan pada bulan ini alokasi gas melon ini sudah ditambah pada bulan ini. Namun dia mengaku belum mengetahui angka pasti alokasi elpiji 3 kg pada tahun ini per harinya.

“Bulan ini sudah ada alokasi baru untuk tahun ini. Saya belum tahu pasti mengenai jumlahnya tapi kenaikan sekitar 4%-6% dari alokasi harian sebelumnya,” ungkapnya.

Advertisement

Dia menyampaikan migrasi kali ini tidak akan banyak karena migrasi sudah banyak terjadi pada September tahun lalu. Pihaknya menilai saat ini pengguna 12 kg merupakan konsumen loyal dan permanen. Oleh karena itu, konsumen tidak akan bermigrasi ke 3 kg meski disparitas harga kedua jenis bahan bakar rumah tangga tersebut semakin tinggi.

Lebih lanjut dia menjelaskan penambahan alokasi yang diberikan tahun ini, akan diutamakan untuk mengisi daerah yang belum memiliki pangkalan. Dia mengungkapkan di Sukoharjo masih ada sekitar 30 desa yang belum memiliki pangkalan karena lokasinya yang sulit untuk dijangkau. Apabila masih tersisa penambahan akan dilakukan untuk pangkalan yang existing.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif