Soloraya
Sabtu, 4 April 2015 - 23:30 WIB

CECERAN DARAH DI GENTAN : Bayi yang Diserahkan Ibunya akan Diadopsi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nurilawati, 29, perawat di Rumah Bersalin Mbogo, Mojolaban, Sukoharjo, membopong bayi laki-laki yang ditinggal pergi ibu kandungnya sendiri, Jumat (3/4/2015). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Ceceran darah di Gentan, Sukoharjo diduga terkait dengan bayi yang diserahkan ibunya ke warga Triyagan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Bidan Klinik Pratama Mboga, Nurilawati, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (4/4/2015), menginformasikan bayi laki-laki yang saat diterima penuh darah dan pasir itu masih dirawat di rumah bersalin tempatnya bekerja.

Advertisement

Menurut dia kondisi bayi stabil. Hingga kini belum ada orang yang mengklaim sebagai orang tua bayi tersebut.

Seperti diketahui, perempuan tak dikenal menitipkan bayi laki-laki kepada warga Triyagan RT 001/RW 006, Partini, Kamis pagi. Saat dititipkan bayi itu penuh darah dan pasir.

Advertisement

Seperti diketahui, perempuan tak dikenal menitipkan bayi laki-laki kepada warga Triyagan RT 001/RW 006, Partini, Kamis pagi. Saat dititipkan bayi itu penuh darah dan pasir.

Mengetahui kondisi tersebut Partini membawa bayi itu ke Klinik Pratama Mboga untuk dirawat. Sedangkan perempuan misterius itu kabur mengendarai sepeda motor bebek.

Nurilawati menilai kemungkinan bayi itu diambil orang tuanya kecil. Menurut penuturan Partini, ulas dia, bayi telah dipasrahkan kepada Partini.

Advertisement

Partini selanjutnya meminta kepada perempuan itu untuk merawat bayi tersebut. Perempuan itu pun mengabulkannya.

“Kan berarti perempuan itu sudah memasrahkan atau menyerahkan anak itu kepada Ibu Partini. Jadi bukan dibuang,” ucap Nurilawati.

Dia lebih lanjut mengatakan kemungkinan besar bayi itu akan diadopsi adik kandung dari Partini, yakni Sunarni, 34, warga Ngadiroyo, Nguntoronadi, Wonogiri.

Advertisement

Sunarni telah mengurus administrasi untuk kepentingan pengadopsian. Dia menjelaskan proses adopsi tidak menunggu proses pencarian orang tua bayi itu.

“Yang jelas orang yang harus mengadopsi harus membuat surat keterangan yang diketahui kepala desa, pemilik rumah bersalin, pihak kepolisian, ketua RT, Ketua RW. Kalau semua sudah beres kami langsung menyerahkan bayi yang akan diadopsi. Kalau ada orang yang mengklaim sebagai orang tua dan mau mengambil si bayi, ya harus mengurus ke polisi,” kata Nurilawati.

Sementara itu, saat Solopos.com hendak menemui Partini di rumahnya, dia tidak berada di tempat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif