Soloraya
Jumat, 3 April 2015 - 08:50 WIB

KECELAKAAN SUKOHARJO : Mengetahui Ada Laka Bus Royal Safari, Istri Tak Tahu Suami Jadi Korban

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kecelakaan Sukoharjo terjadi di Kartasura antara bus Royal Safar dan sepeda motor. Dua orang tewas dalam kecelakaan itu.

Solopos.com, SUKOHARJO — Bus PO Royal Safari menabrak sepeda motor di Jalan Amarta Raya, Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Kamis (2/4/2015) sekitar pukul 08.00 WIB. Dua orang  pengendara sepeda motor tewas. Salah satu istri korban mengetahui ada kecelakaan, tapi tak tahu bila suaminya jadi korban. (Baca juga: Dua Orang Tewas di Laka Bus Royal Safari)

Advertisement

Kedua korban tersebut adalah Latemin, 42, warga dukuh Tegalsari Lor RT 001/RW 004 Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo dan Bejo Karto Wiyono, 60, warga dukuh Tegalsari Lor, Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

Korban mengendarai sepeda motor Suzuki Smash hitam dengan nomor polisi AD 6923 AK. Bus PO Royal Safari dengan nomor polisi H 1450 DC yang dikemudikan Arif Nifayanto, 27.

Advertisement

Korban mengendarai sepeda motor Suzuki Smash hitam dengan nomor polisi AD 6923 AK. Bus PO Royal Safari dengan nomor polisi H 1450 DC yang dikemudikan Arif Nifayanto, 27.

Di mata teman-temannya, Latemin dikenal orang yang baik.

“Dia orang yang sangat baik, tidak pernah mengeluh kalau dimintai tolong orang lain,” ungkap Prapto.

Advertisement

Sore itu, puluhan pelayat memenuhi gang di Dukuh Tegalsari RT 001/RW 004 Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Rumah Apin memang terletak di gang yang hanya bisa dilewati satu motor.

Di kala pelayat lain sudah duduk di kursi yang disediakan, beberapa pelayat yang baru datang masih berdiri di pojok gang. Beberapa pria juga terlihat sibuk mengangkat kursi tambahan bagi para pelayat.

“Hampir semua pedagang Pasar Kartasura ikut melayat,” ujar pria yang rambutnya sudah mulai putih itu.

Advertisement

Sumanto tidak bisa melupakan kejadian pagi itu, ketika polisi datang ke tempat ia bekerja di proyek bangunan Gading Regency. Sambil membawa handphone, beberapa kali polisi itu menunjukkan handphone itu ke beberapa pekerja bangunan.

Pria berusia 37 tahun itu akhirnya mendekati polisi tersebut. “Polisi menunjukkan, apa saya kenal dengan pria di foto ini. Ternyata itu Pak Apin, ya saya bilang kenal,” ungkap warga Banyudono, Boyolali yang telah lima tahun bekerja dengan Apin itu.

Mendengar kejadian nahas yang dialami Apin, Sumanto bergegas menuju rumah Apin untuk memberi kabar keluarganya. Menurut Sumanto, Hartati sangat terkejut mendengar kabar kepergian suaminya secara mendadak itu.

Advertisement

“Istrinya tahu kalau ada kecelakaan, tapi dia tidak tahu suaminya lah yang menjadi korban,” ujar pria yang mengenakan kaos lengan panjang merah itu.

Tak ada keluarga dan satu pun sahabat yang mengira, perjalanan Apin dan Bejo menuju tempat kerjanya di proyek Gading Regency pagi itu menjadi perjalanan terakhir kedua buruh bangunan itu.

Pekerja Keras

Apin dikenal sebagai pekerja keras yang tak pernah mengenal lelah. Setiap pagi ia berangkat ke tempat kerjanya sebagai buruh bangunan dan setelah itu ia membantu sang istri berjualan makanan dan minuman di bawah jembatan penyebrangan, tepat di depan Pasar Kartasura.

Apin yang merupakan tulang punggung keluarga ini meninggalkan istri dan tiga anaknya yang kini duduk di bangku kuliah dan SMP. Apin dimakamkan di TPU Pucangan sekitar pukul 17.00 WIB.

Salah satu keponakan Apin, Wahyu Eko, berharap polisi segera mengusut tuntas kasus. Ia juga berharap ada pertanggungjawaban dari perusahaan bus PO Royal Safari untuk keluarga kakaknya, Hartati. “Harus tanggung jawab,” ungkap pria 30 tahun itu dengan tegas.

Advertisement
Kata Kunci : Kecelakaan Sukoharjo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif