News
Jumat, 3 April 2015 - 19:30 WIB

DEMAM BATU AKIK : Ada Batu Bergambar Kubah Masjid di Purwantoro Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota DPRD Wonogiri, Marhendi, menunjukkan batu mulia bergambar kubah masjid di stan Banyu Bening Batu Mulia Purwantoro di pameran batu mulia Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jumat (3/4/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Demam batu akik belum menunjukkan akan berakhir. Pameran batu akik di Purwantoro, Wonogiri, ini menjadi buktinya.

Solopos.com, WONOGIRI — Batu mulia atau batu akik bermotif menjadi tren baru. Batu akik bergambar kubah masjid ikut dipamerkan di stan Banyu Bening Batu Mulia Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jumat (3/4/2015).

Advertisement

Batu tersebut sejenis calsedon. Selain batu akik lokal Wonogiren juga dijajakan batu akik dari Sumatera. Pameran batu mulia menjadi tren seiring demam batu akik belakangan ini. Pameran digelar selama tiga hari, Jumat-Minggu (3-5/4/2015) di Pasar Baru Purwantoro, Wonogiri.

Marhendi, pemilik stan Banyu Bening, menjelaskan, dirinya memiliki dua batu akik bergambar kubah masjid. Batu tersebut dia jual senilai Rp1 juta per biji. Dia menyatakan, batu bermotif susah diperoleh dan hanya satu seri. Batu tersebut memiliki komposisi opal dengan lebar tengah sekitar 3 cm, panjang sekitar 6 cm, dan tebal sekitar 0,9 cm.

Menurutnya, batu tersebut diperoleh di wilayah Kismantoro dan dia olah sendiri. Selain batu bermotif, jelasnya, varian yang dijual meliputi fire opal (FO) Wonogiren, lavender Slogohimo, pancawarna, dan biosolar Kismantoro. “Kami menampilkan bebatuan lokal untuk mengangkat nama daerah di setiap pameran. Harga batu akik berkisar Rp100.000 hingga Rp20 juta.”

Advertisement

Ketua panitia, Bambang Murtiyanto ditemui di lokasi pameran menjelaskan sebanyak 34 stan sudah terisi. Harga stan berkisar antara Rp300.000 hingga Rp700.000. “Pameran batu akik senjaga digelar mengikuti tren.”

Bambang menyatakan, peserta berasal dari Wonogiri, Madiun, dan Lampung. Menurutnya, tujuan pameran di antaranya untuk mengenalkan Pasar Baru Purwantoro dan mengangkat batu lokal Wonogiri di tingkat internasional.

“FO [fire opal] Wonogiri sudah dikenal di dunia perbatuan Internasional. Tren tersebut harus dijaga karena varian FO Wonogiri beraneka ragam, mulai warga cokelat hingga warga merah. Harga jual FO masih bertahan di kisaran Rp300.000 hingga jutaan rupiah.”

Advertisement

Dari 34 peserta, ada tiga anggota DPRD Wonogiri yang berpartisipasi menjaga lapak, yakni Iskandar, Budi Sudibyo, dan Marhendi Indratmoko. Pengunjung melihat-lihat puluhan ribu jenis batu akik yang dipajang di stan-stan peserta. Bahan batu akik dan cincin atau emban dijual di pameran tersebut. Indriyatmoko, penjual bahan batu akik menyatakan, dirinya menyediakan bahan akik dari harga Rp5.000 hingga Rp300.000 per biji.

Satu biji bahan akik berukuran 1-8 kali batu akik yang sudah diolah. Menurutnya, bahan batu didatangkan dari luar Jawa seperti, Bau-Bau Sulawesi dan Raflesia Maluku. Harga bahan akik dari kedua daerah itu dijual Rp200.000 – Rp300.000/biji.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif