Soloraya
Kamis, 2 April 2015 - 00:10 WIB

Puan Maharani Canangkan Sukoharjo Jadi Kabupaten Jamu

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah menteri kabinet kerja bersama 10.000 siswa SMA/SMK se-Sukoharjo minum jamu gendong di Alun-Alun Satya Negara, Sukoharjo, Rabu (1/4/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Puan Maharani mencanangkan Kabupaten Sukoharjo untuk menjadi kabupaten jamu.

Solopos.com, SUKOHARJO — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menkobid PMK), Puan Maharani, mengapresiasi Sukoharjo yang tetap teguh melestarikan jamu tradional sehingga menjadi salah satu daerah penghasil jamu terbesar di Jawa Tengah.

Advertisement

“Jamu adalah identitas [bangsa] sehingga yang sudah memenuhi standar nasional dan internasional harus dipatenkan,” kata Puan saat meresmikan Gedung Pusat Promosi Potensi Daerah (GPPPD) Graha Wijaya, Sukoharjo, Rabu (1/4/2015).

Sesaat sebelumnya, ia sempat meminum jamu dan meminta Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, memastikannya bukan jamu palsu. Ia minum jamu gendong tersebut bersama 1.000 pelajar SMA/SMK se-Sukoharjo sekaligus mendeklarasikan Sukoharjo sebagai Kabupaten Jamu, di Alun-alun Satya Negara. Turut hadir Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yosana H. Laoly; dan Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Anak Agung Gede Ngurah (A.A.G.N.) Puspayoga. Selain itu, hadir pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise.

Puan yang mengaku terbiasa minum jamu sejak kecil, mengatakan jamu bukan sekadar minuman untuk kesehatan. Akan tetapi, warisan budaya yang harus dilestarikan. Pada era sekarang jamu telah mampu membuktikan tidak saja menyehatkan masyarakat, namun juga mengangkat perekonomian. Dia meyakini jamu yang merupakan produk budaya apabila dikelola dengan baik dapat menjadi kekuatan ekonomi rakyat.

Advertisement

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UMKM, A.A.G.N. Puspayoga, mengatakan industri jamu diharapkan dapat bersaing di pasar internasional. Dia menyebut potensi untuk merebut pasar masih besar. Saat ini Indonesia baru dapat menguasai Rp1,5 triliun dari Rp50 triliun pasar internasional.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif