Soloraya
Kamis, 2 April 2015 - 01:10 WIB

PASAR MEBEL SRAGEN : 57 Kios Pasar Mebel Mangkrak

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengrajin mebel di Pasar Mebel Kalijambe, Dasan, mengukir kayu di kiosnya, Rabu (1/4/2015). (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Pasar Mebel Sragen yang terletak di Banaran, Kalijambe, tak sepenuhnya digunakan. Sebanyak 57 kios mangkrak.  

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 57 kios di Pasar Mebel dan Konfeksi Banaran, Kalijambe, Sragen saat ini mangkrak dan tidak digunakan pemiliknya sebagai tempat usaha kerajinan mebel. Bahkan, belasan kios di antaranya beralih fungsi menjadi tempat tinggal dan kios sembilan penjualan kebutuhan bahan pokok (sembako).

Advertisement

Pantauan Solopos.com di Pasar Mebel tersebut, Rabu (1/4/2015), pasar yang terletak di jalan Solo-Purwodadi itu lengang dan hanya ada beberapa penjaga kios yang menata mebel di depan kios. Tak tampak ada pembeli atau pengunjung yang melihat-lihat mebel yang dipajang.

Puluhan kios Pasar Mebel tersebut juga kotor dan tertutup rapat, pertanda kios itu sudah tidak digunakan sejak lama. Selain itu, ada beberapa kios yang ditempeli tulisan ”dikontrakan”.

Advertisement

Puluhan kios Pasar Mebel tersebut juga kotor dan tertutup rapat, pertanda kios itu sudah tidak digunakan sejak lama. Selain itu, ada beberapa kios yang ditempeli tulisan ”dikontrakan”.

Salah seorang pengrajin mebel di kios pasar tersebut, Dasan, 34, mengatakan ada 59 kios di pasar tersebut, namun hanya dua kios yang dipakai berjualan mebel. Kios lainnya saat ini banyak yang beralih fungsi menjadi tempat tinggal dan kios sembako, tetapi sebagian besar kios dibiarkan mangkrak dan tidak digunakan.

Kondisi pasar tersebut saat ini sangat sepi dan jarang ada pengunjung. Menurut Dasan, pasar itu pernah ramai saat diresmikan 2010 lalu, namun setelah itu semakin sepi dan banyak pemilik kios berhenti berjualan.

Advertisement

“Dulu saat diresmikan, 50 kios digunakan untuk berjualan mebel. Pengunjung yang datang juga cukup banyak, tetapi sekarang kondisinya berbalik, sangat sepi,” kata dia.

Penjaga kios di pasar itu, Marto, 47, menyampaikan kios berukuran 4 meter x 6 meter itu terlalu sempit untuk usaha mebel. Menurut dia, kios untuk usaha mebel seharusnya lebih luas, karena kios itu juga sebagai tempat menyimpan mebel.

“Kios ukuran seperti itu juga tidak cocok untuk gudang mebel. Kios itu cocoknya untuk pasar sembako, bukan pasar mebel,” kata dia.

Advertisement

Dia meminta Pemkab mengembangkan lokasi tersebut sebagai pusat mebel yang lebih bagus. Pasar itu berlokasi strategis dan berada di pusat kerajinan mebel Kalijambe.

Kepala UPT Pengelola Dana Bergulir Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Sragen, Bogiyono, mengatakan pemerintah membangun 59 kios di pasar tersebut. Sesuai fungsinya, seharusnya kios tersebut dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat usaha mebel, bukan tempat tinggal.

“Kami memfasilitasi pengrajin dengan meminjamkan dana pembangunan kios itu masing-masing Rp21 juta. Warga yang menyewa kios itu hanya memiliki hak pakai, bukan hak milik,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (1/4/2015).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif