Soloraya
Rabu, 1 April 2015 - 04:10 WIB

UJIAN NASIONAL 2015 : Tahun Ini Boyolali Absen UN CBT

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ujian Sekolah di SMA Negeri 5 Solo, Jumat (13/3/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Ujian Nasional 2015 di Boyolali tahun ini tidak akan menggunakan sistem computer based test (CBT).

Solopos.com, BOYOLALI — SMAN 1 Boyolali batal menggelar ujian nasional (UN) 2015 dengan sistem computer based test (CBT).

Advertisement

Dengan demikian, tahun ini Boyolali harus absen untuk pelaksanaan Ujian Nasioanl CBT setelah dua sekolah yang ditunjuk, yakni SMPN 1 Boyolali dan SMAN 1 Boyolali belum lolos verifikasi untuk UN CBT 2015.

“Setelah SMPN 1 Boyolali dinyatakan batal, kini SMAN 1 Boyolali juga tidak lolos verifikasi. Permasalahan utama adalah jumlah komputer yang belum memenuhi kebutuhan 1:3 siswa, serta spesifikasi komputer yang belum memenuhi syarat ketentuan,” kata Kasi Kurikulum SMA/SMK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali, Lasno, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Senin (30/3/2015).

Advertisement

“Setelah SMPN 1 Boyolali dinyatakan batal, kini SMAN 1 Boyolali juga tidak lolos verifikasi. Permasalahan utama adalah jumlah komputer yang belum memenuhi kebutuhan 1:3 siswa, serta spesifikasi komputer yang belum memenuhi syarat ketentuan,” kata Kasi Kurikulum SMA/SMK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali, Lasno, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Senin (30/3/2015).

Dia menyampaikan untuk Ujian Nasional CBT 2015, komputer harus memakai software orisinal. SMAN 1 Boyolali belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut karena untuk membeli software orisinal butuh biaya yang cukup banyak.

“Selain itu, UN CBT juga harus memakai personal computer [PC], bukan laptop atau tablet. Di SMAN 1, hanya ada 85 unit komputer, padahal idealnya harus ada 117 unit komputer untuk 310 siswa di sekolah tersebut,” papar dia.

Advertisement

Kepala Sekolah SMAN 1 Boyolali, Agung Wardoyo, membenarkan sekolahnya batal menggelar UN CBT tahun ini. Menurut dia, dari hasil verifikasi Diknas Provinsi Jateng, SMAN 1 Boyolali masih memiliki kekurangan khususnya dari sisi sarana dan prasarana.

Selain kuantitas komputer yang belum mencukupi, spesifikasi komputer yang dimiliki sekolah juga banyak yang belum memenuhi syarat yang ditentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Misalnya, masih ada komputer kami yang masih Pentium 3,” kata Agung, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (31/3/2015).

Selain itu, sekolah penyelenggara UN CBT paling tidak harus memiliki tiga server. Namun, SMAN 1 Boyolali baru memiliki dua server.

Advertisement

Menurut Agung, guru dan siswa di SMAN 1 Boyolali tidak mempermasalahkan pembatalan pelaksanaan UN CBT. Justru yang saat ini diutamakan adalan kesiapan kompetensi siswa untuk melaksanakan UN. Saat sosialisasi UN CBT, jelas dia, justru banyak orang tua siswa yang khawatir dengan sistem UN CBT.

“Mereka khawatir ada gangguan, misalnya listrik mati saat di tengah-tengah ujian, persiapan yang mendadak dan sebagainya. Memang benar, saat ini kami belum memiliki daya listrik cadangan untuk bisa mengangkat 100-an unit komputer,” kata Agung.

Tahun depan, SMAN 1 Boyolali akan mempersiapkan lebih matang lagi untuk UN CBT, khususnya pengadaan sarana dan prasarana yang memadai.

Advertisement

“Kami dapat dukungan dari Disdikpora. Kebetulan di sekolah kami tidak ada uang komite, mungkin kami akan minta ke Disdikpora dan berharap bisa mendapat alokasi dari APBD untuk pengadaan sarana prasarana komputer,” jelas dia terkait ujian nasional di Boyolali.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif