News
Rabu, 1 April 2015 - 09:55 WIB

SWASEMBADA GULA : Impor Gula Dinilai akan "Membunuh" Petani Tebu

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gula rafinasi (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Swasembada gula yang dicanangkan pemerintah masih jauh dari harapan. Aptri menolak impor gula yang akan dilakukan pemerintah.

Solopos.com, SEMARANG  Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) menilai kebijakan pemerintah pusat yang akan mengimpor gula rafinasi sekitar 900.000 ton untuk kebutuhan industri makanan dan minuman (mamin) sama saja membunuh mata pencaharian para petani tebu di Jawa Tengah.

Advertisement

Ketua Aptri Jateng Sukardi Wibisono menjelaskan alasan pemerintah mengimpor gula rafinasi untuk memenuhi pasokan industri mamin justru bertolak belakang dengan komitmen pemerintah memberdayakan para petani domestik.

“Impor gula rafinasi itu sama saja membunuh petani. Siapa yang berani menjamin gula rafinasi tidak merembes ke pasaran?” kata Sukadi, Selasa (31/3/2015).

Advertisement

“Impor gula rafinasi itu sama saja membunuh petani. Siapa yang berani menjamin gula rafinasi tidak merembes ke pasaran?” kata Sukadi, Selasa (31/3/2015).

Importasi gula rafinasi, ujarnya, merupakan salah satu wujud inkonsisten pemerintah kabinet kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dalam kampanye pemilihan presiden tahun lalu, paparnya, Presiden Jokowi berjanji akan memberdayakan nasib petani dengan tidak mengimpor komoditas gula, beras, dan komoditas hasil pertanian dalam negeri.

Jika pemerintah merealisasikan importasi gula, Sukadi bersama para petani lain akan memprotes keras yang rencana menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta.

Advertisement

Sukadi mengakui selama ini pemerintah tidak membeberkan data kebutuhan gula rafinasi bagi industri mamin. Hal itu akan berakibat bocornya peredaran gula rafinasi di pasaran.

“Saya pernah melaporkan dengan menunjukkan dokumentasi peredaran gula rafinasi, tapi mana ada tindakan? Tidak ada sama sekali. Pengawasan pemerintah sangat lemah,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman MP membeberkan produksi gula nasional hanya sekitar 2,7 juta ton sementara kebutuhan gula nasional mencapai 4,8 juta ton. Dari angka tersebut bisa disimpulkan bahwa Indonesia masih kekurangan pasokan gula.

Advertisement

“Untuk memenuhi itu, ya harus impor,” ujarnya dalam kunjungan di Karanganyar beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, Amran menegaskan kebijakan impor gula bukan untuk white sugar, tapi untuk raw sugar atau gula rafinasi bagi industri dan perusahaan minuman.

“Jadi berita yang ditulis media hanya impor 1,5 juta ton gula saja, itu keliru besar,” paparnya.

Advertisement

Amran mengimbau para petani gula di Indonesia tidak perlu khawatir karena pemerintah tetap melindungi gula petani. Salah satu contohnya, dia pernah menolak permintaan dua pengusaha yang meminta menaikkan rendemen dengan gula rafinasi untuk dijadikan white sugar.

“Tidak mungkin rendemen dinaikkan dari raw sugar karena gula untuk kebutuhan masih cukup di gudang. Dan Insya Allah pada bulan kelima tahun ini akan memasuki musim panen,” ujarnya.

Menanggapi kepastian pemerintah pusat akan mengimpor gula, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan dirinya tidak bisa mengintervensi lantaran kebutuhan gula nasional saat ini memang masih kurang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif